SuaraJogja.id - Aksi tidak sportif dilakukan oleh sejumlah pemilik restoran besar di pantai selatan Gunungkidul. Meski kawasan Pantai masih dinyatakan ditutup, namun mereka berani menerima wisatawan. Bekerja sama dengan calo, mereka bisa mendatangkan wisatawan dalam jumlah yang cukup banyak.
Aksi mereka tentu membuat masyarakat atau pengusaha kecil di kawasan pesisir Gunungkidul merasa diperlakukan tidak adil dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 ini. Kecemburuan muncul dari aksi kucing-kucingan pengusaha restoran besar dengan petugas.
Seperti yang terjadi pada hari Minggu (03/10/2021) ini. Masyarakat Pantai Pulang Sawal jengah dengan ulah salah satu pengusaha restoran besar di kawasan tersebut. Pasalnya salah seorang pengusaha restoran telah menerima wisatawan dalam jumlah yang cukup banyak
Salah seorang pedagang di Pantai Pulang Sawal, Cip mengungkapkan, hari Minggu siang setidaknya ada 9 bus pariwisata dan belasan kendaraan pribadi berhasil lolos dari penyekatan petugas. Mereka memadati lokasi wisata komplek Pantai Pulang Sawal.
"Mereka adalah tamu di Rumah Makan besar di pantai tersebut," ujar Cip, Minggu.
Selain untuk makan, para tamu juga diarahkan untuk melakukan snorkling di Pantai Sadranan. Hal tersebut tentu menimbulkan kecemburuan dengan pelaku usaha kecil di sekitar pantai. Karena para pengusaha kecil masih tutup usai penyekatan.
Para pengusaha kecil merasa dikebiri karena mereka berusaha mematuhi anjuran pemerintah yang menutup objek wisata dan menghalau wisatawan. Mereka rela hidup prihatin dengan kondisi seadanya karena sudah 3 minggu tak mendapatkan penghasilan.
Cip menilai, aturan PPKM sudah dipertanyakan keefektifannya. Karena hanya merugikan para pedagang kecil seperti dirinya. Sementara pengusaha besar masih bisa mendapatkan tamu setelah ada kongkalingkong dengan calo.
"Calo-calo ini menawarkan jasa penjemputan di jalan gang sebeium masuk Tempat Penarikan Restribusi. Lha kami, dapat apa?" paparnya.
Baca Juga: Banyak Warga Jadi Joki Wisatawan, Satpol-PP DIY: Masalah Perut Gimana Lagi
Cip menambahkan, ia sendiri mengetahui salah satu oknum calo menjemput bus dan belasan kendaraan pribadi melalui jalur tikus. Mereka memanfaatkan kelengahan petugas yang tidak melakukan penyekatan di jalur-jalur tikus.
Ia meminta Bupati Gunungkidul Sunaryanta untuk melakukan sidak ke lokasi tersebut untuk memperingatkan.
Para pelaku wisata di Pantai Selatan Gunungkidul meminta pemerintah bertindak tegas. Jika aturannya memang masih ditutup maka harus berlaku untuk semua pihak.
"Kami semua sudah capek, sudah tiga bulan kehilangan penghasilan karena PPKM, saya yang cuma usahanya kecil saja disuruh manut," kata Cip.
Kondisi serupa juga terjadi di kawasan seputaran Pantai Ngandong. Pasalnya, meski pantai masih ditutup namun ternyata ada sebuah resort besar yang terus mendapatkan tamu. Kondisi ini bertolak belakang dengan pedagang kecil di pantai tersebut.
"Kita memble ndak ada pengunjung. Sana pinter kerjasama dengan calo," ujar Sm, seorang pedagang Pantai Ngandong.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul Harry Sukmono menyayangkan bus yang berhasil masuk ke lokasi pantai di tengah PPKM Level 3 ini. Ia meminta seluruh lapisan masyarakat mendukung kebijakan pemerintah. Karena apa yang dilakukan pemerintah demi kepentingan semua pihak.
"Kami sudah kami lakukan secara melekat 24 jam, tapi masih ada saja pelaku usaha jasa wisata yang nekat memasukan wisatawan," ujar Harry.
Wakapolres Gunungkidul Kompol B Widya Mustikaningrum menyayangkan hal tersebut. Pihaknya sebenarnya sudah bekerja keras melakukan penyekatan, bahkan di jam-jam rawan seperti waktu dinihari, petugas berusaha melakukan penjagaan untuk mencegah wisatawan masuk ke obyek wisata.
"Sabtu (2/10/2021) dini hari kemarin, kita lakukan penyekatan di Rest Area Hutan Bunder jalan Jogja Wonosari. Terus Sabtu siang di Pertigaan Mulo, banyak yang kita minta putar balik," ungkapnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Banyak Warga Jadi Joki Wisatawan, Satpol-PP DIY: Masalah Perut Gimana Lagi
-
Tegas! Tambak Udang di Pesisir Pantai Selatan Jember Ditertibkan
-
Hiu Tutul 2 Ton Terdampar di Pantai Cianjur Selatan Jadi Santapan Warga
-
Terdampar di Pantai Selatan Cianjur, Hiu Tutul Seberat 2 Ton Ludes Jadi Santapan Warga
-
Jasa Sewa ATV Keluhkan Pantai Selatan yang Tak Kunjung Dibuka, Pendapatan Anjlok
Terpopuler
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 3 Negara yang Bisa Gantikan Kuwait untuk Jadi Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
- Liga Inggris Seret Nenek ke Meja Hukum: Kisah Warung Kopi & Denda Ratusan Juta yang Janggal
- Deretan Kontroversi yang Diduga Jadi Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha
Pilihan
-
Jangan Tertipu Tampilan Polosnya, Harga Sneaker Ini Bisa Beli Motor!
-
Tom Haye ke Persib, Calvin Verdonk Gabung ke Eks Klub Patrick Kluivert?
-
Alasan Federico Barba Terima Persib, Tolak Eks Klub Fabio Grosso
-
Siapa Federico Barba? Anak Emas Filippo Inzaghi yang Merapat ke Persib
-
Stok BBM Shell Kosong Lagi, Kapan Kembali Tersedia?
Terkini
-
Danais Dipangkas, Bagaimana Nasib Event Budaya Bantul di Tahun 2026?
-
Jogja Jadi Pusat Smart City Nasional 2025: JSS Jadi Kunci, Integrasi Data Dikebut
-
Ratusan Buruh Geruduk DPRD DIY, Kibarkan Bendera One Piece dan Desak Pemerintah Penuhi Tuntutan
-
Dana Transfer Dipangkas Rp250 M, Pemkot Jogja Lakukan Strategi Refocusing Anggaran
-
Jangan Sampai Ketinggalan, Ini 3 Link Aktif Raih DANA Kaget secara Cuma-cuma