SuaraJogja.id - Seniman dan aktor Teater Garasi Gunawan Maryanto meninggal dunia pada Rabu (6/10/2021) malam. Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga pria yang akrab disapa Cindhil itu meninggal akibat serangan jantung.
Gunawan Maryanto tidak hanya dikenal sebagai aktor teater atau film saja. Melainkan juga penulis cerpen, naskah pertunjukan hingga puisi-puisi. Namun ada satu impian Gunawan yang belum terwujud yakni menulis sebuah novel.
"Sebagai penulis dia sudah menulis puisi, cerpen, lakon tapu yang belum kesampaian menulis novel," kata sutradara dan aktor, sekaligus pendiri Teater Garasi Yudi Ahmad Tajudin kepada awak media saat di rumah duka, Caturtunggal, Depok, Sleman, Kamis (7/10/2021).
Yudi menuturkan bahwa sudah sejak lama ia bersama Gunawan Maryanto terlibat dalam sejumlah proyek. Termasuk dengan membicarakan berbagai ide-ide untuk pertunjukan dan program di Teater Garasi.
Baca Juga: Gunawan Maryanto Wafat, Happy Salma Menangis Sesenggukan
Dalam hal penulisan, Yudi tidak memungkiri bahwa Cindhil mempunyai bakat yang luar biasa. Terbukti dari karya-karya yang telah dibuatnya selalu membawa pembaruan yang mengagumkan.
"Kalau secara disiplin dia aktor penulis sutradara karena dalam membuat karya-karyanya selalu segar. Misal adaptasi Lorca ke kultur jawa, dia menulis lirik dan bikin pertunjukan keroncong mendut. Dia sebagai aktor main di sebagian besar karya saya juga," tuturnya.
Namun memang ada keinginan yang belum berhasil Cindhil wujudkan. Salah satunya adalah menulis novelnya sendiri.
Diungkapkan Yudi, hal itu disebabkan oleh kesibukan Gunawan yang masih padat. Sehingga belum mempunyai fokus untuk mengerjakan novelnya itu.
"Dia sudah beberapa tahun ini beberapa kali ngobrol sama saya belum menemukan waktu dan konsentrasi untuk menulis novel. Dia punya keinginan untuk nulis novel. Dia bilang, disiplinya beda banget dengan nulis cerpen," ujarnya.
Baca Juga: Gunawan Maryanto Meninggal, Hanung Bramantyo: Teman Pertama Banget Bikin Film di Jogja
Belum lagi dalam perkembangan karirnya, Gunawan juga semakin mendapat tempat di dunia perfilman Indonesia.
"Di komunitas film dia makin terpapar ya, semakin mendapat tempat dan berperan. Saya denger dia (Gunawan Maryanto) sedang nulis lakon monolog," ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, Yudi mengaku terkejut mendengar kabar bahwa pemeran Wiji Thukul di film biopik Istirahatlah Kata-kata itu meninggal dunia. Pasalnya sejak terakhir bertemu pada minggu lalu dan informasi dari rekan-rekan di Teater Garasi, Gunawan justru terlihat segar akhir-akhir ini.
"Karena dia juga yang jaga kami, kalau teater garasi ada kelas raga, latihan tubuh buat aktor-aktor muda di garasi seminggu 2-3 kali, perhari 2-3 jam melatih dan berlatih. Itu juga yang mengagetkan kita karena tidak ada tanda-tanda," tandasnya.
Dalam situs resmi Teater Garasi, Gunawan Maryanto adalah seorang sutradara, aktor dan penulis yang lahir di Yogyakarta, 10 April 1976.
Sedangkan di Teater Garasi/Garasi Performance Institute sendiri Gunawan menjabat sebagai Associate Artistic dan mengelola Indonesia Dramatic Reading Festival selaku penata program.
Gunawan Maryanto telah melahirkan berbagai tulisan seperti naskah lakon "Waktu Batu" bersama Andre Nur Latif dan Ugoran Prasad pada 2004 hingga kumpulan cerita "Pergi Ke Toko Wayang" yang terbit pada 2015.
Dalam film arahan Anggi, Gunawan Maryanto meraih penghargaan aktor terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia 2020 atas perannya sebagai Siman di film yang juga berjudul "Hiruk Pikuk Si Alkisah".
Gunawan Maryanto juga membuat karya penyutradaraan bersama Teater Garasi seperti "Repertoar Hujan", "Dicong Bak" dan "Gandamayu".
Gunawan telah membintangi beberapa film seperti "Toilet Blues", "Optatissimus", "Mencari Hilal", Aach… Aku jatuh Cinta!" dan "Istirahatlah Kata-Kata" di mana dia memerankan penyair Wiji Thukul yang hilang jelang reformasi.
Berita Terkait
-
Ulasan Novel Dari Arjuna untuk Bunda, Kisah Luka Seorang Anak
-
Ulasan Novel Hantu di Rumah Kos, Banyak Logika Janggal yang Bikin Galfok
-
Memperbaiki Kesalahan di Masa Lalu dalam Novel 'Ten Years Challenge'
-
Ulasan Novel Quatre Karya Venita Beauty: Memilih Antara Mimpi Atau Realita
-
Ulasan Novel Bebas Tanggungan, Dilema Sandwich Generation dengan Utang Keluarga
Tag
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
-
Investigasi Kekerasan di Paser: Polisi dan Tokoh Adat Serukan Kedamaian
-
Nyawa Masyarakat Adat Paser Melayang, Massa Demo Minta Pj Gubernur dan Kapolda Kaltim Dicopot
-
Komersialisasi Bandara IKN Tunggu Revisi Perpres 131/2023, Kata Wamenhub Suntana
Terkini
-
KPU Gunungkidul Siapkan Jurus Jitu Atasi Kendala Internet di 41 TPS
-
960 Ribu Pelajar dan Mahasiswa Terjerat Judi Online, Ini Cara Kampus di Jogja Mengatasinya
-
Terpidana Mati Mary Jane Bakal Dipindah ke Filipina, Begini Tanggapan Komnas HAM
-
Ratusan TPS Masuk Kategori Rawan, Bawaslu Kulon Progo Intensifkan Pengawasan
-
Banyak Aduan Tidak Ditindaklanjuti, Front Masyarakat Madani Laporkan Bawaslu Sleman ke Ombudsman DIY