SuaraJogja.id - Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) dr Warih Andan Puspitosari menyatakan masalah kesehatan jiwa atau mental ini adalah salah satu permasalahan yang serius yang harus menjadi atensi bersama.
Menurutnya, kesadaran kesehatan mental di Indoneia cukup baik. Namun, penanganannya belum merata.
"Jika dibandingan dengan masalah kesehatan fisik, permasalahan kesehatan jiwa dan mental di Indonesia sangat terlihat jauh kesenjangannya," paparnya, Sabtu (16/10/2021).
Kesadaran masyarakat Indonesia terkait kesehatan mental di Indonesia saat ini cukup baik, dibuktikan dengan banyaknya platform digital, organisasi, dan LSM yang bergerak di bidang kesehatan mental yang mengkampanyekan tentang mental awareness. Kesehatan mental perlu ditangani secara serius.
"Dan kalau dibandingkan antara mental awareness dengan kesehatan fisik itu masih sangat senjang, ” kata dia.
Ia menyebut bahwa layanan kesehatan jiwa atau masalah mental di Indonesia ini belum merata. Data menunjukan 90 persen orang di Indonesia belum mendapatkan penanganan yang tepat untuk masalah mentalnya di enam bulan pertama.
"Sehingga dapat ditarik benang merah bahwa kita perlu meningkatkan layanan kesehatan mental yang merata dan setara di Indonesia,” katanya.
Di Indonesia sendiri undang-undang mengenai kesehatan mental sudah ada sejak 2014. Hal ini merupakan buah manis para pegiat mental awareness untuk menyuarakan agar Indonesia menjadi salah satu tempat yang ramah dengan mental issues.
Untuk di Jogja sendiri, lanjutnya, saat ini sedang meyusun peraturan daerah (perda) mengenai masalah kesehatan mental.
Baca Juga: Universitas Jogja Terbaik 2021 versi Webometrics, Tak Cuma UGM, Ada Juga yang Swasta
"Untuk wilayah Jogja saat ini sedang dalam proses memiliki perda kesehatan jiwa, mudah-mudahan tahun depan sudah masuk tahapan penyusunan naskah akademik untuk perda kesehatan jiwa di DIY,” ujarnya.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seseorang yang memiliki mental yang sehat diantaranya mempunyai ciri-ciri seperti mampu menerima tantangan hidup, mampu memanajmen konflik dengan efektif, bahagia dengan usaha yang dilakukan, memiliki kasih sayang yang besar, dan bisa mengelola stres dengan baik. Ketika ciri-ciri mental yang sehat atau stabil ini tidak ada pada seseorang belum tentu orang tersebut mengalami sebuah gangguan mental, tetapi perlu sadar terhadap diri sendiri.
“Dalam ilmu kesehatan mental, ada istilah PFA (Physiological First Aid) atau yang bisa juga disebut dengan pertolongan pertama untuk penanganan jiwa atau mental issues. PFA ini sudah seharusnya dimiliki dan dimengerti oleh masyarakat luas,” imbuhnya.
Adapun PFA itu terdiri dari melihat (look), mendengarkan (listen), serta menghubungkan (link).
Dijelaskannya, kurangnya pemahaman mental yang kurang baik di Indonesia, sehingga sering kali masalah mental di Indonesia dikait-kaitkan dengan kurangnya ibadah. Padahal masalah mental ini datang dari banyak faktor, namun ibadah/spritual memang salah satu proteksi untuk mendapat mental yang stabil.
"Ia mengungkapkan pernah mendapatkan pasien yang mempunyai spiritual yang bagus, tetapi mental orang tersebut kurang stabil karena faktor lingkungannya," tuturnya.
Tag
Berita Terkait
-
Universitas Jogja Terbaik 2021 versi Webometrics, Tak Cuma UGM, Ada Juga yang Swasta
-
Aktivitas Otak Penderita Trauma Bisa Memprediksikan Kesehatan Mental Jangka Panjang Mereka
-
Kate Spade New York Ajak Perempuan untuk Mencintai Diri Sendiri
-
Peduli Isu Kesehatan Mental, Kobe Boga Utama Gandeng Ease Indonesia Gelar Talk Show
-
Kampanye Ride To Sky, Sebarkan Awareness Mengenai Kesehatan Mental
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
Terkini
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Perlombaan Sepatu Roda Regional DIY-Jawa Tengah
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja
-
Berkah Long Weekend, Wisata Jip Merapi Kembali Melejit Meski Sempat Terimbas Isu Demonstrasi