SuaraJogja.id - Sejak jumlah kasus Covid-19 menurun, okupansi penumpang KRL Jogja-Solo mengalami peningkatan. Dibandingkan September, jumlah penumpang naik 56 persen pada Oktober. Lebih detailnya, rata-rata pada September ada 3.526 pengguna per hari, yang kemudian meningkat jadi 5.488 penumpang per hari.
"Tren peningkatan volume penumpang tidak hanya terjadi pada hari kerja saja, tetapi juga terlihat pada akhir pekan," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba melalui rilis yang diterima di Yogyakarta, Rabu.
Berdasarkan data KAI Commuter, rata-rata volume penumpang akhir pekan pada September tercatat 3.422 orang, tetapi pada Oktober biasa meningkat menjadi 6.353 penumpang bahkan pada Minggu (17/10/2021), jumlah penumpang tercatat sebanyak 7.177 orang.
Menurut dia, tren kenaikan volume penumpang KRL pada Oktober juga dipengaruhi oleh semakin terkendalinya kasus COVID-19 di Yogyakarta dan Solo serta berbagai daerah yang dilintasi KRL.
Terlebih, lanjut dia, kebijakan PPKM di Yogyakarta dan Solo pada saat ini sudah turun ke level dua sehingga aktivitas perekonomian mulai berjalan termasuk pada meningkatnya penggunaan transportasi umum.
Tren peningkatan volume penumpang tidak hanya terjadi untuk KRL Yogyakarta-Solo saja tetapi juga untuk KA Prameks yang melayani rute Yogyakarta-Kutoarjo.
Pada September, rata-rata harian volume penumpang tercatat 721 orang namun pada Oktober meningkat 47 persen menjadi 1.061 penumpang per hari.
Meskipun okupansi penumpang menunjukkan tren kenaikan, namun Anne menyabut protokol kesehatan tetap harus dilakukan secara ketat yaitu penumpang diwajibkan menggunakan masker ganda, menjaga jarak, dan penumpang pun wajib menunjukkan sertifikat vaksin.
Sedangkan untuk penumpang KA Prameks diwajibkan mengisi nomor induk kependudukan saat pemesanan dan pembelian tiket.
Baca Juga: PPKM Turun Level, Jip Merapi Mulai Diserbu Wisatawan
"Untuk sementara ini, anak berusia di bawah 12 tahun masih tidak diperkenankan menggunakan KRL maupun KA lokal," katanya. (ANTARA)
Berita Terkait
-
PPKM Turun Level, Jip Merapi Mulai Diserbu Wisatawan
-
Setengah Lebih Wilayah Kota Bandung Nihil Kasus COVID-19
-
Kasus Pasien Covid-19 di Bantul yang Sembuh Bertambah Jadi 17 Orang
-
Update COVID-19 Jakarta 19 Oktober: Positif 106, Sembuh 122, Meninggal 0
-
Cegah Klaster Pelajar PTM, Pemkot Malang Swab 600 Murid dan Guru Per Hari
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Jogja Diguyur Hujan Seharian? Cek Prakiraan Cuaca Lengkap Rabu, 17 September 2025
-
Profil Ni Made Dwipanti Indrayanti: Sekda DIY Perempuan Pertama di Jogja yang Sarat Prestasi
-
Rahasia Serangga Kali Kuning Terungkap! Petualangan Edukatif yang Bikin Anak Cinta Alam
-
Ni Made Jadi Sekda DIY: Mampukah Selesaikan Masalah Sampah dan TKD yang Membelit Yogyakarta?
-
40 Kebakaran dalam 8 Bulan di Yogyakarta: Waspada Korsleting dan Kelalaian