SuaraJogja.id - Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Jogja meneliti enam sampel makanan kaitannya dengan sate beracun yang menewaskan Naba Faiz Prasetya (10). Itu disampaikan di sidang ketujuh sate beracun di Pengadilan Negeri (PN) Bantul, Senin (25/10/2021).
Ada tiga saksi ahli yang dihadirkan yakni dua orang dokter dari RSUD Kota Jogja yaitu dr Tyas Pramitasari dan dr Diana Peripihastutia. Satunya ialah Laboran Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Jogja Hari Waluyo yang meneliti keenam sampel makanan tersebut.
Dia mengungkapkan, keenam makanan yang diteliti antara lain sate lontong bumbu campur, pastel, semar mendem, wajik, bumbu sate, dan sate tanpa bumbu. Masing-masing ditandai dengan sebuah nomor.
"Jadi kode nomornya 7407 sampai 7412. Untuk sate lontong yang sudah dicampur dengan bumbu kacang kodenya 7407," kata dia.
Sebelum dilakukan penelitian apakah makanan-makanan itu mengandung racun, dicek kandungan bakterinya. Dari enam makanan itu, hanya pastel saja yang terkonfirmasi mengandung bakteri bacillus.
"Yang mengandung bakteri bacillus cuma makanan pastel saja. Bakteri ini kalau masuk ke tubuh manusia dapat menimbulkan mual-mual," terangnya.
Kemudian, makanan itu dicek kandungan fosfor dan sianida. Ia menyebut tidak ditemukan kandungan fosfor di enam makanan tersebut.
"Kami cek kandungan fosfornya karena pernah terjadi makanan dicemari pupuk. Untuk hasil pemeriksaan fosfor, enam makanan itu negatif semua (tidak ada kandungan fosfor)," ujarnya.
Sementara, untuk sate lontong yang sudah dicampur bumbu kacang dinyatakan mengandung sianida.
Baca Juga: Aturan Ganjil Genap di Tempat Wisata Bantul, Ini Dia Jadwalnya
"Untuk makanan seperti pastel, semar mendem, wajik, dan sate tanpa bumbu enggak ada sianidanya. Tapi sate yang sudah ada bumbu kacangnya positif sianida," katanya.
Dijelaskannya, zat sianida bisa berakibat menghambat penyerapan oksigen apabila dikonsumsi manusia. Pasalnya, hemoglobin yang ada di dalam darah terikat dengan sianida.
"Sehingga tidak bisa bernapas karena hemoglobinnya terhambat zat sianida ini," paparnya.
Bahkan, zat sianida berdosis tinggi bisa menyebabkan kematian. Meski demikian, ia tidak bisa memastikan berapa kadar zat sianida dalam sate tersebut.
"Karena laboratorium kami belum bisa untuk meneliti hal itu," katanya.
Menurutnya, selama ini zat sianida kerap digunakan untuk membunuh tikus. Selain itu, baunya juga menyengat.
Berita Terkait
-
Lanjutan Sidang Sate Beracun, Ini Kata Dokter yang Menangani Naba Faiz
-
Sidang Lanjutan Sate Beracun Kembali Digelar, Istri Aiptu Tomi Astanto Tidak Hadir
-
Top 5 SuaraJogja: Drama Sidang Sate Beracun, Pengakuan Aiptu Tomi hingga Tangisan Nani
-
Kesaksian Aiptu Tomi, Mantan Pacar Nani yang Jadi Sasaran Sate Beracun
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Meski Naik dari Hari Biasa, Orderan Rental Motor Jogja Tetap Tak Seramai Tahun Lalu
-
Anak-anak Terdampak Banjir di Sumatera Gembira Dapat Trauma Healing dari BRI
-
5 Pasar Tradisional Estetik di Jogja yang Cocok Dikunjungi Saat Liburan Akhir Tahun
-
Selamat Tinggal, Rafinha Resmi Tinggalkan PSIM Yogyakarta dan Gabung PSIS Semarang
-
Empati Bencana Sumatera, Pemkab Sleman Imbau Warga Rayakan Tahun Baru Tanpa Kembang Api