Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Selasa, 26 Oktober 2021 | 21:20 WIB
Ilustrasi Hujan. (Erik Witsoe/Unsplash)

SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY meminta masyarakat lebih waspada saat hendak melakukan aktivitas di sepanjang aliran sungai. Mengingat masa pergantian musim yang sudah dekat.

Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswatana menuturkan kewaspadaan itu diperlukan agar tragedi maut susur sungai dalam beberapa waktu lalu terulang kembali.

"Kita punya pengalaman (susur sungai) Sempor dan terakhir Ciamis, artinya semua kelompok masyarakat baik itu sekolah maupun organisasi terkait itu wajib meningkatkan kewaspadaan saat aktivitas di sepanjang sungai," kata Biwara kepada awak media, Selasa (26/10/2021).

Pasalnya, kata Biwara, kondisi aliran sungai akan susah untuk diprediksi. Terlebih sungai-sungai yang berhulu di lereng gunung.

Baca Juga: Ini Isi Konten Meyden di Close The Door Deddy Corbuzier yang Dilarang Tayang, Kerasnya Jakarta Bikin Gadis Cantik 'Menyerah' Nyaris Jual Keperawanan

"Misalnya kalau kemudian atas normalnya di sisi utara ini berarti daerah tinggi, bisa jadi di sana (di atas) sudah hujan lebat tapi di bawah enggak, itu perlu hati-hati," ungkapnya.

Walaupun tidak serta-merta melarang kegiatan atau aktivitas masyarakat di wilayah sungai, tapi Biwara meminta masyarakat lebih memahami medan yang ada. Tentunya didukung dengan pertimbangan yang matang saat memutuskan akan beraktivitas di sungai.

Ia menyebut kewaspadaan itu tidak hanya dilakukan saat hendak beraktivitas di sungai saja. Melainkan di semua daerah terlebih saat musim pancaroba yang mengintai.

"Tentu kalau itu beraktivitas atau melakukan sebuah aktivitas kita perlu mengkaji, mengidentifikasi resikonya. Karena logika resiko itu kan tidak hanya di kawasan rawan bencana tetapi di berbagai kawasan itu ada resikonya. Itu yang saya kira perlu diperhatikan sebelum kemudian melakukan aktivitas," terangnya.

Langkah-langkah antisipasi perlu lebih dimatangkan saat beraktivitas dalam kondisi pergantian musim. Sehingga resiko bencana dapat dikurangi sekecil mungkin.

Baca Juga: Antisipasi Potensi Bencana Saat Pancaroba, Ini yang Disiapkan BPBD DIY

"Kalaupun ada aktivitas ya tentu perlu dipersiapkan dengan matang sekali segala sesuatunya dalam rangka untuk mengurangi resiko itu," tandasnya.

BPBD DIY juga terus melakukan berbagai persiapan sebagai upaya antisipasi bencana ketika memasuki pancaroba atau pergantian musim. Salah satu yang dilakukan adalah memperkuat pengurangan resiko berbasis kemasyarakatan.

Rapat berkoordinasi lebih lanjut dengan sejumlah instansi terkait juga sudah dilakukan. Mulai dari BPBD di setiap kabupaten dan kota serta jajaran TNI dan Polri yang turut dilibatkan.

Dengan mengundang pula BMKG untuk menyampaikan informasi seperti apa prediksi musim hujan dan potensi-potensi kerawanan yang ada.

Disampaikan Biwara, tanah longsor menjadi salah satu potensi bencana yang kemungkinan besar terjadi di wilayah DIY. Berdasarkan pengalaman sebelumnya ada daerah di Kulon Progo seperti Samigaluh, Kalibawang hingga di Sleman bagian utara yang rawan longsor.

"Dari BMKG memprediksikan kawasan-kawasan itu nanti curah hujan akan di atas normal," ujarnya.

Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengimbau masyarakat terkait dengan cuaca ekstrem yang bakal terjadi memasuki awal musim penghujan di wilayah DIY. Musim pancaroba itu diperkirakan bakal terjadi pada pertengahan hingga akhir Oktober ini.

"Masyarakat tetap diimbau tetap waspada, hati-hati saat memasuki awal musim penghujan 2021-2022 ini karena potensi terjadi cuaca ekstrem masih bisa terjadi," kata Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Yogyakarta, Reni Kraningtyas.

Reni menyebut bahwa puncak musim hujan di wilayah DIY sendiri baru akan terjadi pada awal tahun 2022 mendatang. Tepatnya ketika memasuki Januari hingga ke Februari mendatang.

Kendati demikian, potensi cuaca ekstrem bisa saja terjadi pada musim pancaroba atau awal musim penghujan. Tidak semerta-merta hanya pada puncak musim penghujan saja.

"Namun potensi terjadinya cuaca ekstrem di masa pancaroba pun bisa terjadi saat ini, masuk awal musim hujan pun bisa terjadi. Cuma puncaknya musim hujan itu akumulasi intensitas curah hujan dalam satu bulan kita prediksikan yang paling tinggi adalah di bulan Januari," terangnya.

Load More