SuaraJogja.id - Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menegaskan kepada pedagang Malioboro tidak menaikkan harga secara serampangan atau nuthuk. Hal itu menyusul dengan mulai ramainya Jogja setelah PPKM turun ke level 2.
Ia mengatakan harus ada standarisasi harga yang diterapkan tiap pedagang untuk menjaga kepercayaan dan kenyamanan wisatawan saat datang ke Malioboro.
"Jangan ada lagi harga yang naik tinggi. Beli wedhang ronde di satu pedagang harga Rp5 ribu, di sebelah lagi ada wedhang ronde harganya Rp10 ribu. Harus ada standarisasi harga-harga itu," terang Haryadi ditemui wartawan di kompleks Balai Kota Yogyakarta, Rabu (27/10/2021).
Tak hanya kuliner, pedagang pakaian yang ada di sepanjang Malioboro juga diminta untuk tidak asal menghargai barangnya.
"Membeli kaus, atau souvenir, harapan saya ayo, sepakat sama-sama untuk menyamakan harga dasarnya. Karena memang tidak dipungkiri kalau membeli kaus pasti ada tawar-menawar," katanya.
Termasuk kantong parkir mobil dan motor, Haryadi menegaskan jangan ada lagi kasus seperti sebelum-sebelumnya.
"Jangan sampai ada lagi yang nuthuk. Harganya (parkir) dinaikkan sehingga membuat resah wisatawan," ujar dia.
Meski Malioboro kembali ramai, Pemkot tidak mau kecolongan dengan munculnya kasus baru yang meningkatkan penyebaran Covid-19.
Kepala UPT Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta Ekwanto mengaku penerapan durasi 2 jam wisatawan berada di Malioboro belum diberlakukan. Pemkot menunggu hasil integrasi antara aplikasi pedulilindungi dan aplikasi milik Pemkot yaitu Sugeng Rawuh.
Baca Juga: Sindir 9 Tahun UU Keistimewaan DIY, Warga Yogyakarta Bagi Nasi Bancakan
"Memang belum dioperasikan, sebelumnya kami sudah melakukan uji coba tapi hasilnya kurang optimal. Ini kami sempurnakan kembali," ujar dia.
Dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19, petugas jaga seperti Jogo Boro dikerahkan untuk mengingatkan wisatawan yang tak menggunakan masker. Selain itu sampling acak dengan swab tes dan pemeriksaan bukti vaksin juga dilakukan.
"Pekan kemarin sudah kami terapkan, kalah sampling swab ada yang kami cek, dan hasilnya juga negatif. Nah pekan depan kami lakukan lagi Sabtu-Minggu pada sore hari. Hal itu memastikan bahwa dari sampel yang kami pilih mereka memang tidak mengalami gejala atau sedang terpapar Covid-19," kata Ekwanto.
Berita Terkait
-
Sindir 9 Tahun UU Keistimewaan DIY, Warga Yogyakarta Bagi Nasi Bancakan
-
Jadi Salah Satu Ikon, Tugu Lalu Lintas Kota Madiun Dilengkapi Traffic Light
-
Dukung Perjuangan Palestina, Ribuan Orang Unjuk Rasa di Titik Nol Kilometer
-
Viral Kerumunan Malam Minggu di Titik Nol Saat PTKM, Warganet Geram
-
Begini Jalur Jogging dari Pantai Tanjung Bira ke Titik Nol Bulukumba
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Suzuki Dibawah Rp 100 Juta: Irit, Murah, Interior Berkelas
- 6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
- 5 Serum Viva untuk Flek Hitam Usia 40 Tahun Keatas, Hempaskan Penuaan Dini
- Klub Presiden Prabowo Subianto Garudayaksa FC Mau Rekrut Thom Haye?
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga untuk 8 Penumpang: Murah, Nyaman, Irit
Pilihan
-
Blak-blakan! Jokowi Ungkap Tujuan Perubahan Lambang PSI dari Mawar ke Gajah
-
Catut RANS Entertainment, Penipuan Bisnis Kecantikan di Pekanbaru Rugikan Rp6,8 Miliar
-
Baru Dilantik Kurang dari Dua Bulan, Bos Pajak Sudah Pecat 7 Pegawai
-
Sah! Pemerintah Mulai Pungut Pajak dari Pedagang E-commerce
-
Sri Mulyani Mulai Sasar Makanan Ringan Bernatrium, Siap-siap Kena Cukai!
Terkini
-
Aksi Nekat di Sleman Berujung Apes, Pencuri Kepergok, Barang Curian Ditinggal
-
Anies Kritik Gaya Kepemimpinan Teknokrasi: Selamatkan Lingkungan Butuh Sentuhan Emosi
-
Hingga Akhir Kuartal II, Vanguard Jadi Pemegang Saham Asing Terbesar Milik BBRI
-
Terjadi Ketimpangan Fasilitas Desa dan Kota soal PET Scan, Nyawa Pasien Kanker di Ujung Tanduk
-
Polda DIY Grebek Peredaran Miras Ilegal: 1.672 Botol Diamankan, Apa Selanjutnya?