SuaraJogja.id - Setelah tujuh tahun lebih sejak keluarnya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 12 Tahun 2014, banyak masyarakat Indonesia yang masih tak paham dengan istilah nama "Tiongkok". Padahal, Tiongkok sudah ditetapkan sebagai pengganti nama "China". Lalu, apa perbedaan China dan Tiongkok?
Keppres Nomor 12 Tahun 2014 berisi dua hal penting. Pertama, pencabutan surat edaran Presidium Kabinet AMPERA Nomor SE-06/Pres.Kab/6/1967, tanggal 28 Juni 1967. Surat itu berisi tentang penggantian istilah Tionghoa/Tiongkok dengan istilah "Tjina".
Kedua, penggunaan istilah orang atau komunitas Tjina/China/Cina diubah menjadi orang atau komunitas Tionghoa. Lalu penyebutan negara Republik Rakyat China diubah menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
Keppres No 12 Tahun 2014 dikeluarkan dengan pertimbangan bahwa, pergantian istilah Tionghoa/Tiongkok dengan istilah Tjina telah menimbulkan diskriminatif dalam relasi sosial yang dialami warga bangsa Indonesia yang berasal dari keturunan Tionghoa.
Baca Juga: Rp 2 Miliar Uang Beredar di Petani Jembrana Setelah Ekspor 70 Ton ke China
Selain itu, pulihnya hubungan baik dan semakin eratnya hubungan bilateral dengan Tiongkok, dipandang perlu untuk memulihkan sebutan yang tepat bagi negara Republik Rakyat China, dengan sebutan Republik Rakyat Tiongkok.
Lalu, apa perbedaan Tiongkok dengan China?
China, dalam bahasa Indonesia, merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, China. Dalam The American Heritage Dictionary, seperti dikutip dari Ayobandung.com (jaringan Suara.com), nama "China" kemungkinan merupakan bentuk penyebutan salah dari orang-orang Barat.
Penyebutan salah itu diduga berasal dari kata "Qin". Qin merupakan salah satu dinasti yang pernah berkuasa di China pada abad ketiga sebelum Masehi.
Namun, ada pula dugaan bahwa kata "China" berasal dari bahasa Sansekerta "Sin". Bahasa itu kemudian digunakan beberapa bahasa di Asia. Nah, kata itu diduga diserap orang Barat dengan kata "Chino" untuk bahasa Portugis, Chine untuk bahasa Perancis dan China untuk bahasa Inggris. Akhirnya, populerlah nama "China" karena bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa internasional.
Baca Juga: China Langsung Batalkan Ratusan Penerbangan Setelah Temukan Puluhan Kasus Covid-19
Sementara istilah "Tiongkok" dan "Tionghoa" di Indonesia, diyakini berasal dari bahasa China dialek Hokian, yakni "Diongguok" dan "Dionghoa". Sumber ini memiliki benang merah karena perantau China yang ke Indonesia, kebanyakan berasal dari Fujian dan Ziamen. Dua daerah itu menggunakan bahasa China dialek Hokian.
Bagaimana kita menyikapi kata "China", "Tiongkok" dan "Tionghoa"?
Bila pedomannya adalah Keppres Nomor 12 Tahun 2014, yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, maka istilah "China" sudah sepatutnya kita tinggalkan.
Sesuai pertimbangan dari dikeluarkannya Keppres Nomor 12 Tahun 2014, sebutan China menimbulkan diskriminatif bagi keturunan Tionghoa. Pasalnya, tidak semua keturunan Tionghoa merupakan warga negara China.
Banyak pula keturunan Tionghoa yang sejak lahir menjadi WNI dan kemudian membawa bendera merah putih berkibar karena prestasi internasional, terutama dalam bidang olahraga.
Sementara kata "Tiongkok", juga sesuai pertimbangan dari dikeluarkannya Keppres Nomor 12 Tahun 2014, merupakan cara pemerintah menyambut hubungan baik dan semakin eratnya hubungan bilateral dengan Tiongkok.
Kontributor : Lukman Hakim
Berita Terkait
-
Investasi Rp42 Triliun Era Jokowi Terancam Gulung Tikar, Bagaimana Nasib Pekerja?
-
Sinopsis Drama China Always Home, Dibintangi Zhai Xiao Wen dan Zhou Keyu
-
Tayang 2025, Ini 3 Drama China Terbaru Zhang Yaqin
-
Dibintangi Wang Xuan dan Tan Yan Yan, Ini Sinopsis Drama China Grab Your Love
-
3 Karakter Utama dalam Drama China Flourished Peony, Tayang di Vidio
Terpopuler
- Alat Berat Sudah Parkir, Smelter Nikel PT GNI yang Diresmikan Jokowi Terancam Tutup Pabrik
- Nikita Mirzani Akui Terima Uang Tutup Mulut dari Reza Gladys: Dikasih Duit Ya Diambil
- Kemendagri Beberkan Sanksi untuk Kepala Daerah yang Absen Retreat di Akmil Magelang
- Rumah Mau Dirobohkan Nikita Mirzani, Umar Badjideh: Duit Endorse Berapa, Biaya Renovasi Berapa...
- Jairo Riedewald: Saya Adalah Kelinci Percobaan
Pilihan
-
Shin Tae-yong Gantikan Indra Sjafri? Erick Thohir Kasih Kode Ini
-
Keputusan PSSI Pecat Indra Sjafri Disambut Nyinyir Netizen: Taunya Ditunjuk Jadi Wakil Dirtek
-
Investasi Rp42 Triliun Era Jokowi Terancam Gulung Tikar, Bagaimana Nasib Pekerja?
-
Patrick Kluivert Belum Pilih Asisten Lokal, Erick Thohir Ogah Ikut Campur
-
PSSI Berani Pecat Indra Sjafri? Erick Thohir: Saya Belum Bisa...
Terkini
-
Resan Gunungkidul Tanam Pohon di Telaga Jurangjero Dukung Revitalisasi Sumber Mata Air untuk Warga
-
Pemkab Bantul Pastikan Program Pelatihan Kerja Tak Terdampak Efisiensi Anggaran
-
Indra Sjafri Dibebastugaskan PSSI Usai Gagal Total di Ajang Piala Asia U-20
-
Dorongan AHY Kembali Duduki Kursi Ketum Partai Demokrat Menguat Jelang Kongres
-
Ramai Jadi Sorotan, Kapolri Ajak Sukatani Jadi Duta Polri