SuaraJogja.id - Puluhan perwakilan warga Jogja yang tergabung dalam Forum Peduli Tanah DIY demi NKRI atau Forpeta NKRI geruduk Kantor Wilayah (Kanwil) Badan Pertanahan Nasional (BPN) DIY, Selasa (2/11/2021) siang. Kegiatan tersebut untuk mendesak Kanwil BPN DIY segera menggubris keresahan warga yang Hak Guna Bangunan (HGB)-nya tidak bisa diperpanjang selama dua tahun terakhir.
Perwakilan Forpeta NKRI, Siput Lokasari menerangkan bahwa hampir ribuan sertifikat HGB yang akan diperpanjang tertunda. Pihaknya sudah berkali-kali melayangkan surat permintaan audiensi namun tak ditanggapi oleh BPN DIY.
"Sejak lama kami ingin bertemu Kepala Kanwil BPN DIY tapi selalu menghindar. Pada akhirnya kepala BPN pindah, dan saat ini kami ingin bertemu dengan yang bisa mewakili," kata Siput ditemui wartawan di Kantor Wilayah BPN DIY, Mergangsan, Kota Jogja, Selasa.
Siput menjelaskan bahwa kondisi warga di Jogja yang tidak bisa memperpanjang HGB dirasakan seluruh orang. Sehingga muncul rasa khawatir bahwa tanah miliknya akan hilang karena tak bisa mengurus kepastian kepemilikannya.
Baca Juga: Rekomendasi Tempat Ngopi di Jogja yang Asyik untuk Nongkrong dan Foto OOTD
"Ini sudah bukan soal etnis, ada dari (warga) Batak, Bali, Jawa ada Sumatera. Semua HGB yang ada diatas tanah negara mengalami hambatan di DIY ini," terang dia.
Siput menjelaskan bahwa beberapa alasan mengapa BPN DIY dituding tidak mau memperpanjang HGB, salah satunya keluarnya Surat Tanggapan Perpanjangan HGB/Hak Pakai nomor 593/10916 yang diterbitkan pada 2 Juni 2021 oleh Sekretariat Daerah Pemda DIY.
"Kalau mengacu pada UU memperpanjang HGB di atas tanah negara selalu dibolehkan. Tidak bisa tidak boleh, tapi kemarin kami diminta ke Dispertaru DIY dan mendapat jawaban tanggapan seperti surat itu. Jadi biang keroknya ini (Surat Tanggapan Perpanjangan HGB). Dari sini sumbernya, dan sudah kami laporkan ke Gubernur DIY. Kami yakin kalau Gubernur pasti tidak tahu," ujar dia.
Dalam surat tersebut tercantum bahwa pemohon perpanjangan harus berkonsultasi dulu dengan Penghageng Kawedanan Hageng Wahono Sarto Kriyo Karaton Yogyakarta. Hal itu berdasarkan beberapa aturan dan undang-undang (UU) seperti, UU RI 5/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.
Selanjutnya UU no 13/2012 tentang Keistimewaan DIY pasal 4 huruf a menyatakan pengakuan atas hak asal-usul Pasal 33 nomor 4 yang menyatakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten oleh pihak lain harus mendapat persetujuan dari Kasultanan/Kadipaten.
Baca Juga: 5 Wisata Terbaru Jogja, Penuh Unsur Seni dan Edukasi!
Tertera juga dalam tanggapan itu Surat Gubernur DIY nomor 590/8249 tanggal 2 Juni 2020 perihal tanah-tanah status KPTS di DIY. Terakhir surat Kepala Kanwil BPN DIY no HP02/1612-34-VII/2020, 20 Juni 2020 perihal tanah status KPTS.
"Mereka bilang tanah negara (HGB) milik kami itu punya Kasultanan. Jadi muncul indikasi bahwa ada oknum yang menyalahgunakan adanya aturan itu," kata dia.
Pihaknya juga menyebut sebelum lahirnya UU no 13/2012 tentang Keistimewaan DIY (UUK) pertanahan di DIY tak pernah muncul permasalahan. Namun lanjut Siput, setelah UUK itu berjalan, banyak menimbulkan persoalan.
"Kami juga mendesak DPR RI terutama Komisi II membentuk Panitia Khusus pertanahan DIY dan mengevaluasi/merevisi UUK. Kami juga meminta Presiden Jokowi menjatuhkan sanksi kepada Menteri ATR/BPN, Sofyan Djalil, mantan Kepala Kanwil BPN DIY, Tri Wibosono dan Kepala Kanwil BPN DIY Suhendro, karena mereka yang bertanggungjawab atas persoalan tanah di DIY ini," katanya.
Siput menegaskan BPN DIY harus segera memerintahkan Kantor Pertanahan Kota/Kabupaten se-DIY untuk memudahkan perpanjangan serifikat HGB/Hak Pakai di atas Tanah Negara.
"BPN harus mengembalikan kedaulatan rakyat, kedaulatan desa atas tanah di DIY. Dan satu lagi, pecat Menteri Sofyan A Djalil, dan BPN DIY segera melaksanakan rekomendasi Ombudsman RI," kata dia.
Dalam kegiatan tersebut Forpeta NKRI juga membentangkan spanduk bertulis 'Tanah Sudah Kuberikan untuk Desa dan Rakyat (Perda DIY no 5/1954)'. Selain itu juga terdapat poster tertulis 'Pak Jokowi, Berantas Mafia Tanah Jangan Pandang Bulu'.
Forpeta juga mengirimkan surat permintaan audiensi dengan jajaran BPN DIY. Selanjutnya diterima oleh salah satu perwakilan BPN.
Kasubag Umum dan Hubungan Masyarakat Kanwil BPN DIY, Sugiyanto menjelaskan bahwa surat permintaan audiensi baru mereka terima. Namun untuk kepastian waktunya menunggu Plt Kepala Kanwil BPN DIY, Suwito
"Surat kami terima dulu, Nanti yang memutuskan kan pak kepala. Sementara tugas utama beliau ada di Kantor Pusat, sehingga agenda (audiensi) oleh pak Kakanwil yang memutuskan," kata Sugiyanto mewakili BPN.
Berita Terkait
-
Vanessa Zee Menghidupkan 'Sesuatu di Jogja' dengan Gaya Berbeda
-
Si Dia yang Jasadnya Diinjak-injak Sampai Kiamat di Jogja
-
Analisa Keaslian Ratusan Sertifikat di Lokasi Pagar Laut Tangerang, Bareskrim Tunggu Hasil Puslabfor
-
Pagar Laut Bekasi Akhirnya Dibongkar
-
Operasi Keselamatan 2025 Jogja: Titik Lokasi, Jadwal dan Jenis Pelanggaran
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Upaya Tekan Kasus Kemiskinan, Kulon Progo Luncurkan BPNT APBD 2025
-
Prabowo Bentuk Danantara, Tokoh Kritik Jokowi Jadi Dewas: 'Tuntut Diadili, Kok Jadi Pengawas?'
-
Cegah Antraks Masuk Bantul, Pasar Hewan dan Kandang Ternak Diawasi Ketat
-
Sita Kursi dan Meja, Satpol PP Tertibkan PKL Bandel di Kotabaru Yogyakarta
-
Tak Perlu Panik Buying jelang Ramadan, Harga Pangan di Kulon Progo Terkendali