SuaraJogja.id - Lebih kurang 20 pedagang di pasar Ciptomulyo, Mergangsan, Kota Jogja mengeluh dengan rencana pembangunan lahan parkir RS Pratama yang direncanakan Pemkot Yogyakarta. Pembangunan yang menyasar pasar khusus material batu alam itu tidak disertai sosialisasi dalam waktu dekat, dan retribusi pedagang yang harus dibayarkan tidak diterima pengelola pasar.
Seorang pedagang dan pemilik kios toko material di Pasar Ciptomulyo, Tri Harniati (50), mengungkapkan bahwa tidak ada sosialisasi atau surat edaran terbaru yang diterima pedagang selama 6 bulan terakhir.
"Saya malah belum dapat surat resmi kalau lokasi berjualan kami akan digusur. Belum ada kejelasan rencana itu akan dilakukan karena belum ada koordinasi sampai akhir tahun ini," terang Tri, ditemui SuaraJogja.id di kios miliknya, Selasa (2/11/2021).
Tri mengungkapkan bahwa informasi penggusuran untuk menjadikan pasar material sebagai lahan parkir sudah beredar lama. Namun tak ada surat resmi, pihaknya memilih tetap bertahan.
Baca Juga: Kembangkan Lahan Parkir RS Pratama, Pedagang Bahan Bangunan di Pasar Ciptomulyo Tergusur
"Kalau belum ada surat atau permintaan resmi dari pemerintah atau pihak RS, kami tetap berjualan," kata dia.
Lebih lanjut, ada sekitar 20 pedagang di lokasi tersebut. Mereka menempati tanah yang diketahui berstatus Sultan Ground yang dipinjamkan oleh pemerintah sebelumnya.
"Kalau dari sejarah kakek saya, tahun 1960-an pasar ini sudah ada, keluarga kami sudah berjualan di sini. Kemudian bangunan dibuat sendiri untuk usaha masyarakat. Tapi sekarang malah akan digusur dijadikan lahan parkir rumah sakit," keluh wanita 51 tahun itu.
Tri mengungkapkan bahwa pemerintah tidak terbuka dengan kejelasan pembangunan lahan parkir itu. Pasalnya Tri yang tiap bulan harus membayar retribusi kios, tidak pernah diterima oleh pengelola pasar meski dirinya berniat melunasi.
"Saya tiap bulan harus menyisihkan biaya Rp2,1 juta untuk retribusi kios ke pengelola pasar. Hanya saja selama Januari sampai Oktober kemarin mereka tidak mau menerima. Alasannya nanti saja," ujar dia.
Baca Juga: Tidak Tepat Janji, Warga Rusun Petamburan Laporkan Anies Baswedan ke Ombudsman
Kekhawatirannya ketika retribusi tersebut menumpuk dan tidak bisa dilunasi. Sehingga pengelola pasar memiliki dalih untuk menghentikan operasi atau lokasi tempatnya berjualan karena pedagang tidak rutin membayar.
Berita Terkait
-
Dirikan Badan Migrasi, Israel Percepat Penggusuran Warga Gaza?
-
'Aparat Merampas Hak Kami!' Jeritan Hati Warga Korban Gusuran di Jakarta, Bogor, dan Makassar
-
Pameran 'Bara Juang Bara-Baraya' Hadirkan Arsip Perlawanan Warga Melawan Penggusuran
-
Warga Bara-Baraya Mengadu ke Komnas Perempuan, Diintimidasi Aparat: Hak Kami Dirampas!
-
Digigit Tikus dan Tidur Beralaskan Tikar, Mirisnya Nasib Warga Gusuran Kolong Tol Ancol
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada
-
Miris, Pasar Godean Baru Diresmikan Jokowi, Bupati Sleman Temukan Banyak Atap Bocor
-
Kawasan Malioboro Dikeluhkan Bau Pesing, Begini Respon Pemkot Kota Yogyakarta
-
Arus Balik Melandai, Tol Tamanmartani Resmi Ditutup, Polda DIY Imbau Pemudik Lakukan Ini