Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 05 November 2021 | 10:15 WIB
Gunung Merapi kembali keluarkan awan panas pada Selasa (17/8/2021) pagi. (Dokumentasi: BPPTKG).

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum ada awan panas yang muncul namun guguran lava masih terus terjadi. 

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Jumat (5/11/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB tercatat terdapat sejumlah guguran lava yang meluncur ke arah barat daya.

"Teramati guguran lava pijar 9 kali jarak luncur maksimum 1500 meter, arah ke barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/11/2021).

Dalam periode pengamatan kali ini visual gunung terlihat jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 20-50 meter di atas puncak kawah. 

Baca Juga: Digelar Virtual, Tour de Merapi Jelajahi 5 Objek Wisata Sleman

Sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Kegempaan itu di antaranya berasal dari kegempaan guguran 36 kali, hembusan 4 kali, hybrid atau fase banyak dan tektonik jauh masing-masing 1 kali.

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Kamis (4/11/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB juga tidak teramati awan panas. Hanya saja tetap sejumlah guguran lava masih teramati.

"Sempat terdengar suara guguran 1 kali dengan intensitas sedang. Teramati guguran lava pijar 11 kali dengan jarak luncur maksimum 1500 meter, arah ke barat daya," ucapnya.

Sejumlah kegempaan yang masih terjadi dalam periode tersebut berasal yang paling banyak dari kegempaan guguran 146 kali, lalu hybrid atau fase banyak 9 kali dan hembusan 22 kali dan pula tektonik jauh sebanyak 6 kali.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.  

Baca Juga: Gunung Merapi Luncurkan 24 Kali Lava dalam 30 Jam, Jarak Terjauh 1,8 Kilometer

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. 

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu. 

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More