SuaraJogja.id - Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY melanjutkan laporan para warga binaan permasyarakatan (WBP) Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta terkait dugaan penyiksaan yang dialami. Terbaru ORI kembali memanggil tiga orang warga binaan untuk dimintai berita acara pemeriksaan (BAP) di bawah sumpah.
Ketua ORI Perwakilan DIY Budi Masturi menjelaskan sebenarnya pemanggilan tiga orang warga binaan untuk dimintai keterangan di bawah sumpah itu dipercepat. Hal ini sebagai respon setelah melihat dinamika yang ada di lapangan.
"Sebenarnya kita agendakan minggu depan tapi kita percepat hari ini. Jadi kita meminta keterangan di bawah sumpah dari pelapor sekaligus menjadi saksi korban itu dan tiga orang sudah kita mintai keterangan tadi," kata Budi saat ditemui awak media di Kantor ORI Perwakilan DIY, Jumat (5/11/2021).
Budi menjelaskan proses ini bertujuan untuk mendapatkan sejumlah informasi yang dibutuhkan dalam proses pemeriksaan selanjutnya. Mulai dari nama, situasi, tempat atau lokasi kejadian hingga alat-alat yang digunakan.
"Itu nanti menjadi bahan kami juga untuk menetukan pihak-pihak mana yang perlu juga kita dengarkan keterangannya dari sisi petugas lapasnya," tuturnya.
Disampaikan Budi, pemanggilan ini lebih kurang sama dengan laporan awal dari para mantan warga binaan Lapas Pakem pada Senin (1/11/2021) kemarin. Bedanya, hanya kali ini pengambilan keterangan lebih fokus kepada orang per orang tidak secara bersamaan.
Selain itu dalam pengambilan keterangan kali ini, para eks WBP itu juga sudah di bawah sumpah. Dalam artian mereka bertanggungjawab terhadap apa yang disampaikan.
"Tentunya mengenai kebenarannya karena kalau sampai mereka berbohong ada konsekuensi hukum terhadap itu. Maka itu kita ambil sumpahnya," ungkapnya.
Terkait berapa banyak eks napi yang bakal dipanggil, Budi mengaku masih belum bisa memastikan secara pasti. Kendati begitu tidak semua warga binaan yang mengaku menerima kekerasan akan dipanggil.
Baca Juga: Dua Kali Tinjau Lapas Kelas II B Yogyakarta, ORI DIY Tak Temukan Bukti Kekerasan Fisik
"Tentu enggak semua mungkin nanti yang kunci-kunci yang kira-kira sudah menemukan pola yang sama, pola itu maksudnya orang-orang yang disebutkan sama mengerucut pada satu jenis informasi maka saya kira cukup. Engga harus semua kita wawancarai mintai keterangan," ujarnya.
Ia menilai pemeriksaan kali ini dapat lebih mengerucutkan informasi untuk langkah selanjutnya. Rencananya ORI masih akan memanggil sejumlah eks warga binaan lagi untuk dimintai keterangan juga.
"Setelah ini akan merencanakan pengumpulan yang lebih marathon mungkin Senin-Selasa sudah akan kita lanjutkan dengan para saksi korban lainnya. Setelah itu baru kita agendakan dengan lapas," ucapnya.
Disinggung mengenai Kemenkumham DIY yang sudah melakukan tindakan, kata Budi hal itu tidak menjadi masalah. Justru diharapkan pemeriksaan ini dapat berjalan secara paralel dengan kemudian menyatukan hasil pemeriksaan itu di akhir untuk saling menguatkan.
"Pararel aja. Kita percaya mereka (Kemenkumham) bekerja profesional justru hasilnya saling menguatkan. Apa yang dilakukan Ombudsman nanti kita akan mempertimbangkan apa yang menjadi hasil mereka. Kita akan lihat juga, kita akan minta nanti dokumen hasil pemeriksaannya dan menjadi penguat dari kesimpulan yang akan kami susun nantinya," tandasnya.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Pendamping hukum para WBP Anggara Adiyaksa menyatakan percepatan pemeriksaan ini dalam rangka mengantisipasi ancaman pencabutan cuti bersyarat (CB) oleh Kemenkumham beberapa waktu lalu. Sehingga memang yang hadir memenuhi panggilan ORI kali ini adalah WBP yang masih berstatus CB.
Berita Terkait
-
Terindikasi Lakukan Tindakan Berlebihan, Lima Petugas Lapas Narkotika Dicopot Sementara
-
Dua Kali Tinjau Lapas Kelas II B Yogyakarta, ORI DIY Tak Temukan Bukti Kekerasan Fisik
-
Buntut Kasus Penyiksaan di Lapas Narkotika Pakem, Kemenkumham DIY Panggil 5 Petugas
-
Korban Dugaan Kekerasan di Lapas Narkotika Yogyakarta Bertambah, Kini Ada 40 Orang
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Deadline Proyek di Gunungkidul Dikejar: DPRD Tak Ingin Hujan Jadi Alasan
-
Setelah Diperiksa Intensif, Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo Resmi Ditahan Terkait Kasus Korupsi
-
WNA Tiongkok 'Nakal' di Yogyakarta: Alih-Alih Pelatihan, Malah Kerja Ilegal?
-
Trauma Mendalam, Terdakwa Kecelakaan Maut BMW Menangis di Persidangan: 'Saya Bukan Pembunuh'
-
Raih Saldo Gratis? Ini Trik Jitu dan 4 Link Aktif untuk Klaim DANA Kaget buat Warga Jogja