Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 06 November 2021 | 10:21 WIB
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (15/8/2021). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

"Kaitannya dengan ancaman hidrometeorologis, kita punya Merapi. Nah bencana yang potensinya paling besar ketika hujan di lereng Merapi maka ancamannya adalah banjir lahar. Itu modalnya curah hujan. Kedua ada material erupsi yang sudah tersedia sekarang. Serta berikutnya adalah berada pada kecurangan yang tajam," ungkapnya.

Disampaikan Makwan dalam beberapa kali belakangan ini aliran lahar Merapi sudah mulai terjadi. Aliran lahar itu terpantau paling banyak di alian Sungai Boyong. 

Makwan meminta masyarakat khususnya yang berada di sekitar sungai untuk tidak perlu khawatir secara berlebihan terkait aliran lahar hujan Merapi. Sebab sementara ini aliran material itu masih akan terlebih dulu mengisi lubang-lubang galian pasir di sungai.

Selain itu palung yang ada pun terbilang cukup dalam sehingga kemungkinan kecil untuk bisa meluap ke pemukiman warga. Ditambah lagi dam-dam yang ada juga belum terisi.

Baca Juga: Update Merapi, Teramati 20 Kali Luncuran dalam 30 Jam Terakhir Terjauh hingga 1,5 Km

"Jutsru yang paling kita paling kita Ingatkan adalah temen-temen yang melakukan aktivitas penambangan di sungai. Itu harus waspada betul setiap ada hujan di atas menyelamatkan diri dulu," imbaunya.

BPBD Sleman juga sudah menyiapkan EWS yang berkaitan untuk Merapi maupun untuk banjir lahar. Setidaknya ada 16 titik di lereng Merapi yang sudah dipasangi dengan EWS.

"Kalau untuk banjir lahar EWS kita adalah pertama sensor curah hujan. Kita pastikan kalau ada hujan di puncak kita akan sampaikan kepada pengelola wisata dan masyarakat. Ada 16 titik EWS yang disiapkan untuk antisipasi," tuturnya. 

Load More