Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 08 November 2021 | 10:12 WIB
Gunung Merapi kembali keluarkan awan panas pada Selasa (17/8/2021) pagi. (Dokumentasi: BPPTKG).

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum ada awan panas yang muncul namun guguran lava masih terus terjadi. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Senin (8/11/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB tercatat terdapat sejumlah guguran lava yang meluncur ke arah barat daya.

"Teramati guguran lava pijar 7 kali dengan jarak maksimal 2.000 meter ke arah barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/11/2021).

Dalam periode pengamatan kali ini visual gunung terlihat jelas. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 200-300 meter di atas puncak kawah. 

Sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi dalam periode tersebut. Kegempaan itu di antaranya berasal dari kegempaan guguran 41 kali, hembusan 13 kali, hybrid atau fase banyak 2 kali.

Baca Juga: On This Day: Kisah Bayi Selamat dari Amukan Awan Panas Erupsi Merapi

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Minggu (7/11/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB masih tidak teramati kemunculan awan panas. Hanya saja tetap sejumlah guguran lava yang terus muncul.

"Teramati 13 kali guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter," ucapnya.

Sejumlah kegempaan yang masih terjadi dalam periode tersebut berasal yang paling banyak dari kegempaan guguran 133 kali, lalu hybrid atau fase banyak 12 kali dan hembusan 47 kali.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.  

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Baca Juga: Update Merapi, Teramati 20 Kali Luncuran dalam 30 Jam Terakhir Terjauh hingga 1,5 Km

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. 

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu. 

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More