Walaupun memang resiko penularan rabies itu agak kecil. Mengingat banyak anjing yang kemudian dibawa sudah dalam posisi dimasukkan ke dalam kandang atau bahkan dimatikan.
"Nah yang kita khawatirkan kan jangan sampai itu nanti ada anjing yang membawa rabies masuk ke Jogja yang dipotong itu. Walaupun sebenarnya resikonya agak kecil ya karena mereka datang mungkin dikrangkeng, dimatikan, tidak ada kesempatan kontak dengan orang atau anjing atau kucing di sekitarnya," ujarnya.
Tetapi tidak menutup kemungkinan juga ada anjing yang masih tetap bisa menggigit hewan atau anjing lain yang belum divaksin. Sehingga dikhawatirkan mereka justru saling menularkan hingga penyebaran itu terjadi.
Ditanya terkait dengan kondisi permintaan daging anjing di DIY sendiri, Widagdo mengaku tidak begitu mengetahui secara detailnya. Namun sejumlah penelitian yang pernah dilakukan di Solo sekitar 3-4 tahun lalu setidaknya perharinya permintaan daging anjing mencapai 100 ekor lebih sehari.
Baca Juga: Cakupan Vaksinasi di Kulon Progo Capai 71,4 Persen
"Mungkin lebih kurang di Jogja sama seperti itu. Tapi memang sekarang pun masih ada konsumennya. Walaupun ada beberapa warung yang dulu jualan (olahan daging anjing) tapi sekarang sudah tidak terlihat lagi," ungkapnya.
"Saya kira mungkin juga sudah mulai berkurang mungkin konsumennya. Apalagi pandemi seperti ini yang semoga ini menjadi berkurang lagi. Meskipun nanti mahasiswa-mahasiswa dari luar Jogja masuk," sambungnya.
Ia menilai kondisi itu menjadi pekerjaan rumah semua pihak untuk menekan konsumsi daging anjing itu. Sebab memang tidak semata-mata kemudian menyarankan mereka langsung berhenti itu tidak nggak mungkin.
"Karena pedagang sengsu (tongseng asu) dan jejaring untuk penyediaan itu kan cukup banyak juga ini orang yang terlibat. Jadi ya agak agak susah juga itu kalau mau menghentikan langsung itu," jelasnya.
Edukasi ke Generasi Muda
Baca Juga: Akses Jalan di Kulon Progo Tertutup Longsor
Diperlukan edukasi terus menerus ke masyarakat terutama tentang konsumsi daging anjing tersebut. Jika konsumen sudah mulai semakin berkurang tidak menutup kemungkinan permintaan daging anjing hingga warung-warung penyedia olahan daging anjing itu hilang dengan sendirinya.
Berita Terkait
-
Selain Ijazah, Risman Sianipar Soroti Skripsi Jokowi yang Ternyata Berbeda dengan Teman Seangkatan
-
Datang ke UGM, Roy Suryo Ungkap Jurusan yang Diambil Jokowi Tak Ada
-
Jokowi Tak Lagi Pakai Kacamata di Masa Tua seperti di Foto Ijazah, Netizen: Kalian Percaya?
-
Jokowi Ternyata Wisuda Dulu Baru Serahkan Skripsi ke UGM, Roy Suryo: Itu kan Aneh
-
Mahfud MD: UGM Bukan yang Memalsukan Ijazah Jokowi, Tak Perlu Terlibat
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan