Fakta ini berbeda dengan tingkat konsumsi daging anjing di wilayah Solo Raya. Tingkat konsumsi daging anjing di Solo Raya tergolong tinggi. Itu tidak terlepas dari adanya kepercayaan di tengah masyarakat bahwa daging anjing bisa menambah stamina.
"Di Solo Raya kebanyakan yang makan daging anjing adalah pekerja pabrik, karena mereka percaya daging anjing untuk obat kuat. Dalam waktu sehari, penjual daging anjing bisa menghabiskan 15 ekor anjing. Di DIY paling cuma satu ekor," jelas dia.
Faktor lainnya ialah harga daging anjing yang murah. Satu porsi daging anjing dengan nasi tidak sampai Rp20 ribu.
"Ya paling harganya belasan ribu lah. Karena murah itu juga, banyak orang yang beli," papar Victor.
Dia menegaskan bahwa menurut hasil penelitian dari dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) daging anjing tidak mempunyai khasiat apapun. Tidak hanya itu, daging anjing juga berpotensi menyebabkan penyakit.
"Mengonsumsi daging anjing memiliki risiko bagi kesehatan seperti risiko penyakit yang dapat ditularkan rabies, salmonella sp, bakteri ecoli, kolera, cacingan, dan scabies," jelasnya.
Karena itu, dia mendorong pihak terkait untuk membuat peraturan yang melarang penyembelihan ataupun penjualan daging anjing. Dia sempat berdiskusi dengan anggota DPRD Kota Jogja untuk merealisasikan hal itu.
"Sudah berusaha agar ada payung hukum yang mengatur tentang hal itu (penyembelihan dan konsumsi daging anjing) tapi memang perlu waktu," katanya.
Ritual Selasa Kliwon
Baca Juga: Cakupan Vaksinasi di Kulon Progo Capai 71,4 Persen
Jagal anjing yang berada di Padukuhan Piring, Kalurahan Srihardono, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul, Bejo (60) menampik bahwa daging anjing tak memiliki khasiat. Bejo mengklaim bahwa daging anjing bisa digunakan sebagai obat.
"Daging anjing itu bisa digunakan untuk obat, makanya dinamakan tongseng jamu. Kebanyakan yang makan itu butuh stamina, bahkan bisa menaikkan trombosit karena memakan tulang atau dagingnya. Jadi bukan karena orang senang makan daging anjing tok tapi ada khasiatnya," ujarnya.
Bejo sendiri sudah menjalani pekerjaan sebagai tukang jagal anjing sejak tahun 1990-an. Dia belajar cara menyembelih secara autodidak.
"Saya jadi tukang jagal anjing sudah hampir 30 tahun. Bisa memotong daging anjing karena belajar sendiri dan ada orang yang meminta untuk dipotongkan daging anjing," ujar Bejo.
Sebelum pandemi Covid-19 melanda, ia bisa memotong tujuh ekor anjing dalam waktu satu minggu. Artinya, dalam satu hari ada satu ekor anjing yang disembelih. Namun, setelah terjadi pandemi, dalam seminggu jumlah anjing yang dipotong tidak menentu.
"Seminggu hanya bisa memotong dua atau tiga ekor anjing. Sekarang sudah sulit untuk dapat anjing," katanya.
Tag
Berita Terkait
-
Deddy Corbuzier Tanya Hukum Anjing di Islam, Jawaban Menteri Agama di Luar Dugaan
-
Viral di Bekasi, Anjing Mau Ditombak Hingga Pemilik Diancam Dibunuh
-
Penyelundupan Anjing di Kulon Progo Kasus Pertama yang Disidangkan, Ini Kata Kejari
-
Kasus Penyelundupan Anjing di Kulon Progo Siap Disidangkan, Polisi: Sudah P21
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
DANA Kaget: Cuma Klik Langsung Dapat Saldo? Ini 3 Link Aktif yang Bisa Diklaim
-
Tetap Tenang, Simak 10 Tips Bagi yang Baru Pertama Kali Naik Pesawat
-
Waspada Hujan di Jogja! Ini Prakiraan Cuaca BMKG untuk 18 September 2025
-
Bantul Optimis Swasembada Beras 2025: Panen Melimpah Ruah, Stok Aman Hingga Akhir Tahun
-
Sampah Menggunung: Jogja Kembali 'Numpang' Piyungan, Kapan Mandiri?