"Kekerasan diketahui oleh para pejabat. Tapi bukan Kalapas," imbuhnya.
Eks napi Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta itu menambahkan tak sedikit pula petugas di dalam lapas yang menentang tindak kekerasan yang terjadi. Beberapa bahkan kerap mengunjungi napi yang baru saja mengalami kekerasan di ruang isolasi untuk menguatkan mental dan hatinya.
"Ada beberapa petugas yang kasihan dengan nasib para napi, mereka datang ke ruang isolasi nguatin hati kami yang disiksa," kata dia.
Sementara itu, pendamping eks napi yang mengalami perundungan di dalam lapas, Anggara Adhyaksa menegaskan bahwa upayanya bersama eks napi yang jadi korban untuk membongkar praktik kekerasan di lapas itu semata-mata agar tindakan itu dihentikan dan bukan untuk menyerang lembaga.
Baca Juga: Kanwil Kemenkumham Belum Temukan Tindakan Sadis di Lapas Pakem, Begini Kata Warga Binaan
"Saya menengaskan bahwa tindakan pelaporan kami ini agar penyiksaan itu dihentikan, jadi tidak menyerang lembaga tetapi meminta agar oknum itu menghentikan tindakannya," jelasnya.
Ia sendiri sebelumnya di tahun 2020 juga pernah melaporkan kasus serupa, bahkan langsung ke Kemenkumham. Sayangnya praktik tersebut kembali terulang.
"Saya pernah lapor tahun lalu langsung Kemenkum HAM, sudah direspon tetapi itu tidak berlangsung lama sesuai apa yang kami protes," katanya.
Terpisah, kasus dugaan penyiksaan di dalam Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta saat ini sudah dalam penanganan Kemenkumham. Berdasarkan pemeriksaan Kanwil Kemenkumham DIY diketahui bahwa sejumlah oknum petugas lapas mengakui telah melakukan tindak kekerasan kepada para napi.
"Iya, beberapa (oknum) sudah mengakui yang hasil pemeriksaan mereka melakukan tindakan berlebihan termasuk mungkin ya kekerasannya ada," kata Kepala Kanwil Kemenkumham DIY Budi Argap Situngkir saat ditemui awak media di kantornya, Kamis (11/11/2021).
Baca Juga: Selain Komnas HAM, Ombudsman juga Sudah Lakukan Investigasi ke Lapas Narkotika Pakem
Belakangan sebanyak lima petugas lapas yang terindikasi melakukan kekerasan akhirnya dicopot.
Berita Terkait
-
Anggota Protokoler Kapolri Minta Maaf usai Toyor dan Ancam Jurnalis ANTARA di Semarang!
-
Ajudan Kapolri Berulah, Komnas HAM Kecam Kekerasan Terhadap Jurnalis
-
Kasus Polisi Toyor Jurnalis saat Kawal Kapolri, Ipda E Akhirnya Minta Maaf: Saya Menyesal
-
Guru Besar UGM Dipecat buntut Terlibat Kasus Kekerasan Seksual
-
Polri Akan Usut Kasus Ajudan Kapolri Ancam Tempeleng Jurnalis di Semarang
Tag
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
-
IHSG Hari Ini Anjlok Parah, Prabowo Mengaku Tidak Takut Hingga Singgung Judi
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
Terkini
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada
-
Miris, Pasar Godean Baru Diresmikan Jokowi, Bupati Sleman Temukan Banyak Atap Bocor
-
Kawasan Malioboro Dikeluhkan Bau Pesing, Begini Respon Pemkot Kota Yogyakarta
-
Arus Balik Melandai, Tol Tamanmartani Resmi Ditutup, Polda DIY Imbau Pemudik Lakukan Ini