Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 10 November 2021 | 17:45 WIB
Ketua ORI Perwakilan DIY Budi Masturi. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY telah melakukan investigasi ke Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta pada Selasa (9/11/2021). Hal ini sebagai tindaklanjut dugaan penyiksaan yang dialami para mantan warga binaan permasyarakatan (WBP) Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta.

Ketua ORI Perwakilan DIY Budi Masturi mengaku belum bisa memberikan secara lengkap terkait dengan hasil investigasi tersebut. Namun sejauh ini hasil pemeriksaan sementara masih sesuai dengan yang disampaikan para pelapor beberapa waktu lalu.

"Hasilnya saya belum bisa cerita detail karena ini masih dalam pengolahan. Kami sedang merencanakan untuk pengambilan data gelombang yang kedua, tapi sejauh ini hasilnya sih masih sejalan ya dengan apa yang disampaikan para pelapor," kata Budi saat dihubungi awak media, Rabu (10/11/2021).

Seperti diketahui, ORI DIY menerima laporan dari sejumlah eks Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta pada Senin (1/11/2021) lalu. Laporan itu terkait dengan dugaan tindakan penyiksaan oleh oknum-oknum di Lapas Pakem tersebut.

Baca Juga: Datangi Lapas Narkotika Pakem, Komnas HAM Selidiki Dugaan Penyiksaan Warga Binaan

Hingga Jumat, (5/11/2021) kemarin tercatat sudah ada 58 orang yang terdiri dari saksi dan mantan WBP yang mengaku sebagai korban penyiksaan di lapas tersebut.

Budi sendiri masih belum bisa menuturkan jumlah total petugas yang disebut oleh para pelapor. Petugas-petugas yang namanya muncul dalam laporan itu dinilai memiliki peran signifikan dalam dugaan kasus penganiayaan para eks WBP itu, sehingga para petugas di dalam laporan itu sudah diprioritaskan untuk dimintai keterangannya.

"Kita nilai itu dia (para petugas di dalam laporan) memiliki peran yang sangat signifikan untuk terjadi terlaksananya bentuk-bentuk yang diduga sebagai kekerasan itu, sehingga diprioritaskan untuk kita ambil keterangannya," ungkapnya.

"Seperti yang berkenaan dengan pemaksaan onani dengan timun, kemudian siram air seni itu ada nama-nama WBP dan petugas lapas yang disebutkan juga. Dipukul dengan selang itu ada nama-nama yang disebutkan, itu kita prioritaskan untuk kita kumpulkan informasinya," sambungnya.

Namun terkait investigasi di lapas kemarin, Budi menyebutkan, setidaknya ada sekitar 10 orang dari pihak Lapas Narkotika yang dimintai keterangan saat itu. Jumlah itu di luar dari lima petugas lapas yang sudah ditarik oleh Kanwil Kemenkumham DIY terkait dugaan kasus penganiayaan itu.

Baca Juga: Tindaklanjuti Dugaan Penyiksaan di Lapas Narkotika, Kemenkumham DIY Temui Komnas HAM

ORI DIY sendiri sudah menjadwalkan secara khusus terkait pemeriksaan terhadap lima petugas lapas itu. Sementara ini kelima petugas itu masih dimintai keterangan oleh Kanwil Kemenkumham DIY.

"Jadi sekarang petugas yang posisi di Kanwil Kemenkumham itu kita agendakan minggu depan. Senin dan selasa, minggu depan sudah ada pemeriksaan gelombang kedua untuk melengkapi keterangan kejadian yang ada, yang kita temukan pada pemeriksaan yang kemarin," jelasnya.

Ditambahkan Budi, berdasarkan hasil investigasi sementara disinyalir adanya dugaan yang mengarah kepada lima petugas itu sebagai oknum-oknum pemicu terjadinya penyiksaan di Lapas Narkotika Pakem.

"Kami juga dalam waktu dekat akan meminta keterangan dari bagian kepegawaian dan keorganisasian untuk melihat posisi para terduga pelaku di mana, hingga kewanangan mengambil kebijakannya sampai mana gitu," tandasnya.

Load More