Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 22 November 2021 | 14:50 WIB
Sejumlah wisatawan memadati kawasan titik Nol Kilometer, Malioboro Kota Jogja, Minggu (24/10/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Pemda DIY memutuskan tidak akan membatasi kedatangan wisatawan pada libur Natal dan Tahun Baru (nataru) mendatang. Kebijakan tersebut diberlakukan meski pemerintah menetapkan setiap daerah harus menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 selama Nataru 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022 dalam rangka pencegahan penularan COVID-19.

Sekda DIY, Baskara Aji di Kompleks Kepatihan, Senin (22/10/2021) mengungkapkan Pemda DIY mengalami kesulitan dalam melakukan penyekatan di titik-titik masuk perbatasan DIY. Apalagi pemerintah belum memberikan instruksi perubahan aturan PPKM Level 3 yang akan diterapkan selama Nataru.

"Untuk melakukan penutupan tempat wisata, kita juga sulit ya. Apalagi penyekatan di perbatasan ya, sudah sulit sekarang ini, sudah tidak memungkinkan ya. Untuk menutup kan itu berarti kita harus level 3 atau 4 ya, sedangkan kita [diy] kan level 2," ujarnya.

Menurut Aji, kalau dipaksakan penutupan akses masuk DIY dan destinasi wisata, Pemda akan sulit dalam mensosialisasikannya kepada masyarakat. Karenanya alih-alih membatasi wisatawan, Pemda hanya akan memperketat kebijakan selama mereka berada di DIY.

Baca Juga: Puluhan Orang Datangi Kantor DPD RI DIY, Adukan Penambangan Pasir

Keputusan ini dipilih karena daerah diberi kewenangan oleh pemerintah pusat untuk melakukan pengaturan Nataru meski harus menerapkan PPKM Level 3 sesuai kondisi di lapangan. Diantaranya membatasi kapasitas wisatawan yang masuk ke destinasi wisata.

"Yang penting itu diatur di masing-masing lokasi destinasi [wisata], hotel, travel supaya protokol kesehatannya ditegakkan. Hotel juga wajib menggunakan CHSE, peduli lindungi pun dimaksimalkan," ungkapnya.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata (dispar) DIY, Singgih Rahardjo menjelaskan, meski tidak ditutup, destinasi wisata hanya diperbolehkan membuka 25 persen kawasan wisata mereka selama Nataru. Pengetatan prokes juga dilakukan semua destinasi wisata.

"Persyaratan wisata yang ujicoba buka juga ditinjau kembali protokolnya, seperti fasilitas cuci tanga, kesiapan SDM, pemanfaatan peduli lindungi dan visiting jogja," jelasnya.

Skenario penyiapan jaringan internet juga disiapkan. Sebab selama ini jaringan internet yang tidak stabil sering jadi kendala wisatawan masuk ke destinasi wisata.

Baca Juga: Puluhan Komunitas di DIY Dilatih Cara Pertamani saat Tangani Kecelakaan

Singgih menambahkan, jumlah wisatawan yang masuk ke DIY saat ini memang sudah tidak bisa dibendung. Karenanya dimungkinkan libur Nataru nanti, angka kunjungan wisatawan akan semakin tinggi.

Saat setiap hari angka kunjungan wisatawawan ke DIY sekitar 2.000-3.000 wisatawan masuk ke DIY. Angka ini meningkat signifikan setiap akhir pekan hingga 7.000-8.000 orang.

"Tapi kita lihat sekarang ini di kota dan kabupaten, wisatawan cukup padat, sehingga secara riil bisa saja angka [kunjungan wisatawan] lebih besar dari aplikasi, karena tidak semua menggunakan aplikasi [visiting jogja]. Ini jadi tantangan kita untuk mendorong penggunaan aplikasi selama nataru," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More