SuaraJogja.id - Batik Nitik asal Kalurahan Trimulyo, Kapanewon Jetis dikukuhkan sebagai batik khas Kabupaten Bantul. Pengukuhan dihadiri langsung oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Balai Kalurahan Trimulyo, Jetis, Bantul pada Selasa (23/11/2021) pagi.
Nitik berasal dari Bahasa Jawa yang berarti memberi titik. Ribuan titik dideret membentuk suatu pola. Pola-pola ini tidak diserat atau digoreskan tetapi dititikkan.
Motif Batik Nitik terdiri dari ribuan titik yang tersusun dan terukur sedemikian rupa hingga membentuk ruang, sudut, bidang geometris, bentuk bunga, daun, sulur-sulur, serta garis-garis panjang.
Dalam motif tersebut mengandung makna keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan dan alamnya.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyampaikan, Batik Nitik menjadi batik khas Bumi Projotamansari dengan peluncuran indikasi geografis. Artinya, suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang atau karena produk yang faktor lingkungan geografis.
"Lingkungan geografis termasuk faktor alam dan faktor manusia. Atau bisa kombinasi dari dua faktor itu," jelas Halim.
Meskipun demikian, konsekuensi predikat ini tidak sederhana. Pasalnya, terkait dengan persoalan konservasi, pelestarian, pengembangan, dan pemberdayaan batik.
"Dari sekian banyak batik yang ada di DIY, Batik Nitik merupakan salah satu batik yang tertua dan eksis hingga kini," paparnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, Batik Nitik sendiri menjadi satu-satunya motif batik tulis yang telah memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) sebagai indikasi geografis oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Sebab, punya ciri khas yang berbeda dengan batik pada umumnya yaitu pada kisah sejarahnya dan bentuk ujung cantingnya yang dibelah menjadi empat.
"Selain itu juga cara membatiknya dengan diketuk, bukan diseret," katanya.
Baca Juga: Sudah Kantongi SK, Status Belasan Desa Wisata di Bantul Belum Jelas
Dengan begitu, ini akan mempertegas identifikasi Batik Nitik dan menetapkan standar produksi serta proses diantara para pemangku kepentingan indikasi geografis. Sehingga dengan indikasi geografis ini akan menjamin kualitas Batik Nitik sebagai prduk yang asli.
"Dan bisa memberikan kepercayaan kepada konsumen yang muaranya mengangkat reputasi daerah serta pengungkit ekonomi dari sektor yang lain," imbuhnya.
Sementara itu, Sri Sultan mengatakan bahwa corak Batik Nitik ini menyiratkan hubungan keseimbangan antara manusia dengan Tuhan serta alam semesta.
"Dalam motif batik ini juga mencerminkan jati diri manusia sebagai makhluk sosial yang saling bergantung satu sama lain," kata Raja Yogyakarta ini.
Ia berharap penetapan batik ini sebagai HAKI indikasi geografis wilayah DIY menjadi asa baru sekaligus sebagai simbol kick off pengembangan batik tulis nitik. Jajarannya pun akan memberi dukungan.
"Pemda DIY akan mendukung pengembangan Batik Nitik sebagai produk asli daerah yang berkarakter, berkualitas dan punya reputasi secara nasional bahkan global," ujarnya.
Berita Terkait
-
Gak Perlu Malu, Ini 5 Alasan Kenapa Wajib Bangga Pakai Batik Setiap Hari
-
Tidak Hanya Indah, 7 Motif Batik ini Memiliki Makna yang Mendalam
-
Perajin Batik Lebak Banjir Orderan, Dipesan BUMN Hingga Beberapa Daerah di Jabodetabek
-
Mengenakan Batik, Ini Potret Gibran Hadiri Peringatan 100 Hari Wafatnya Mangkunegara IX
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
Terkini
-
Trah Sultan HB II Ultimatum Inggris! Ribuan Manuskrip Geger Sepehi 1812 Harus Dikembalikan
-
Terdesak Utang Pinjol, Pemuda di Sleman Nekat Gasak Laptop di Kos-Kosan
-
Faber Instrument: UMKM Kayu Jati Cianjur yang Sukses Tembus Pasar Global Berkat Dukungan BRI
-
Derita Guru Saat Kurikulum Terus Berubah, Kesejahteraan Jalan di Tempat Hingga AI yang Ancam Profesi
-
BRI Peduli Beri Apresiasi dan Salurkan Bantuan di SDN Sukamahi 02 Megamendung