SuaraJogja.id - Meski ada tindakan dari Satgas COVID-19, pelanggaran protokol kesehatan (prokes) masih saja tinggi saat ini. Satpol PP DIY mencatat, ada lebih dari seribu kasus pelanggaran prokes setiap harinya selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2.
Padahal sebelumnya saat PPKM Level 3, pelanggaran prokes di DIY berada di angka ratusan kasus per hari. Pelonggaran mobilitas masyarakat, termasuk wisatawan yang keluar-masuk ke DIY jadi salah satu penyebabnya.
Keprihatinan ini membuat sejumlah tiga siswa dari DIY, yakni Syaikhah Hanifah (SMAN 1), Estetika Nusantara Yutardo (SMA PL) dan Nabila Salima Ala (SMAN 1 Sedayu). Mereka mengembangkan Pysical Distancing and Mask Detector yang sangat bermanfaat di masa pandemi COVID-19. Detektor ini bisa mengetahui pelanggaran prokes seperti pemakaian masker dan jaga jarak.
“Kami gabungkan teknologi Computer Vision dan Convolution Neural Network sebagai alat detektor jaga jarak dan penggunaan masker," ungkap Estetika disela Yogyakarta Artificial Intelegent (AI) Summit 2021 di Yogyakarta, Jumat (10/12/2021).
Baca Juga: Pasien Covid-19 Tambah 261 Orang, DIY Penyumbang Kasus Sembuh Terbanyak Ketiga
Detektor yang bisa dipasang di ruang-ruang publik ini, menurut Estetika, cukup mudah dipasang. Detektor yang mirip CCTV ini berupa sensor di kamera yang bisa mendeteksi jarak antar-orang, deteksi pemakaian masker dan output di satu perangkat. Bila ada pelanggar prokes, maka lampu detektor akan menyala.
Alat yang dikembangkan selama sebulan ini bisa dipasang di sekolah, restoran, hotel dan perkantoran untuk memantau pelanggaran prokes pengunjung. Sehingga ruang-ruang publik tersebut bisa menjaga kapasitas pengunjung sekaligus memastikan setiap yang datang menggunakan masker sesuai prokes.
"Jadi bisa diterapkan di resto atau ruang publik yang mengisyaratkan jumlah maksimal orang.Tapi penelitian ini masih perlu dikembangkan,” ungkap Estetika.
Tim siswa lainnya, Nur Aziz (SMKN 2 Depok), Devan Cahya (SMAN 2), Nastiti Dyah (SMKN 3 Yogya), dan Harun (SMAN 1), mengembangkan Urgent Vehicle Sensor. Alat sensor tersebut dibuat untuk mengatasi persoalan kemacetan yang seringkali menghambat laju kendaraan-kendaraan prioritas seperti ambulans dan pemadam kebakaran (damkar).
"Sensor yang kami buat ini bisa dipasang kamera di persimpangan atau tempat-tempat yang berpotensi kemacetan,"ujarnya.
Baca Juga: PPKM Level 3 Dibatalkan, Pemkot Jogja Tetap Lakukan Pembatasan
Nur menambahkan, sensor buatan yang dibuat selama enam bulan tersebut masih berupa prototype, tetapi bisa dikembangkan agar bisa dimanfaatkan di ruas-ruas jalan.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Pasien Covid-19 Tambah 261 Orang, DIY Penyumbang Kasus Sembuh Terbanyak Ketiga
-
PPKM Level 3 Dibatalkan, Pemkot Jogja Tetap Lakukan Pembatasan
-
Razia Prokes di Dua Wilayah Balikpapan, 17 Pelanggar Ditemukan, Sanksi Sosial Diberikan
-
Percepat Pemberkasan, Polisi Tahan 2 Petinggi Khilafatul Muslimin
-
Pelanggar Prokes di Denpasar Ditindak, Mengira Covid-19 Telah Hilang
Terpopuler
- Duet Elkan Baggott dan Jay Idzes, Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs China
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- Penampilan Syahrini di Cannes Mengejutkan, Dianggap Berbeda dengan yang di Instagram
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- Ditegur Dudung Abdurachman, Hercules Akhirnya Minta Maaf ke Gatot Nurmatyo dan Yayat Sudrajat
Pilihan
-
PSSI Bongkar Alasan Tak Panggil Elkan Baggott meski Sudah Sampai di Bali
-
Kurator Didesak Penuhi Hak Karyawan PT Sritex, Tagihan Pembayaran Capai Rp 337 Miliar
-
Menelisik Kinerja Emiten Kongsian Aguan dan Salim
-
Mudah Ditebak, Ini Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs China
-
Muhammadiyah dan BSI Rujuk?
Terkini
-
Bantah Imbas Pilkada, Bupati Sleman Rombak Ratusan Pejabat: Saya Butuh Orang Kompeten
-
Komitmen DIY Genjot Industri Cetak, Jogja Printing Expo 2025 Digelar Ciptakan Persaingan Sehat
-
Hujan Badai Hantam Sleman, Pohon Tumbang Timpa Rumah dan Sekolah, Ini Lokasinya
-
Sri Sultan HB II Layak Jadi Pahlawan Nasional, Akademisi Jogja Ini Ungkap Alasannya
-
Punya 517 Posyandu di Jogja yang Sudah Layani Bayi serta Lansia, Target ILP Capai 83 Persen