Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 14 Desember 2021 | 18:58 WIB
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi (kedua dari kiri) memberi paparan saat menutup acara Sinergi Program dan Kegiatan dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Masa Pandemi dan Pasca Pandemi Covid-19, di Hotel Top Malioboro, Kemantren Tegalrejo, Kota Jogja, Selasa (14/12/2021) sore. - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Heroe menjelaskan bahwa sebelum pandemi tepatnya pada 2019 lalu, terdapat anggaran sebesar Rp135 miliar untuk program pengentasan kemiskinan di Kota Pelajar.

Jumlah sasarannya yang menerima sekitar 30 ribu jiwa. Heroe tak menampik meski disiapkan anggaran sebesar itu masih saja belum berhasil menghilangkan kemiskinan.

"Kembali lagi dengan rencana program itu tadi. Artinya harus bisa berinovasi lebih, agar program yang disiapkan tepat sasaran. Jangan dipaksa, orang yang tidak bisa berjualan misalnya, diberi pelatihan berjualan, tapi diarahkan untuk kegiatan atau disesuaikan dengan keterampilan dia," kata dia.

Terpisah, Camat (Mantri Pamong Praja) Tegalrejo Agus Antariksa menjelaskan bahwa Kemantren Tegalrejo masuk dalam wilayah yang masih banyak tingkat kemiskinannya, sehingga upaya pengentasan kemiskinan itu dilakukan juga dengan kerjasama dengan instansi lain.

Baca Juga: Angka Kemiskinan Tak Berkurang, DPRD Minta Pemkab Kulon Progo Evaluasi Program

"Memang angka kemiskinan di wilayah ini cukup besar. TKPK juga sudah meyiapkan banyak program, tentunya selain kerjasama dengan pemerintah ada juga CSR dari lembaga atau instansi lainnya. Sejauh ini kami masih berupaya menekan angka kemiskinan di sini," kata Agus.

Load More