SuaraJogja.id - Kulon Progo menjadi kabupaten yang tingkat kemiskinannya tertinggi se-DIY pada 2021 ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, angka kemiskinan di kabupaten ini masih di 18,38 persen atau sebanyak 81.140 jiwa.
Angka tersebut disusul Gunungkidul dengan 17,69 persen atau 135.330 jiwa. Bantul di posisi ketiga sebesar 14,04 persen atau 146.980 jiwa dan Sleman sebesar 8,64 persen atau 108.930 jiwa. Angka kemiskinan terendah di Kota Yogyakarta sebesar 7,69 persen atau 34.070 jiwa.
"Untuk tingkat DIY, angka kemiskinan tahun ini masih di angka 12,8 persen atau 506.450 jiwa," ujar Kepala BPS DIY Sugeng Irianto di Kantor DPRD DIY, Jumat (24/12/2021).
Menurut Sugeng, data yang didasarkan pada indikator kemiskinan di tingkat kabupaten/kota menyebutkan, pendapatan per kapita penduduk miskin di DIY sebesar Rp482.767 per orang per bulan. Artinya, rata-rata 1 rumah tangga miskin (RTM) di DIY memiliki 4,13 angggota rumah tangga pada Maret 2021 lalu.
Baca Juga: Baru Nikah 3 Bulan, Pasutri Asal Kulon Progo Nekat Gelapkan Motor untuk Makan Sehari-hari
Sementara kebutuhan RTM di DIY mencapai Rp1.993.828 per RTM. Untuk bisa menjaga rumah tangga tidak miskin, maka diperlukan pendapatan sekitar Rp2 juta per RTM setiap bulannya.
"Data ini juga bisa didasarkan pada DTKS [data terpadu kesejahteraan sosal] yang kurang lebih sama," ujarnya.
Tingginya angka kemisknan ini, lanjut Sugeng, membuat persentase kerawanan pangan di Kulon Progo juga paling tinggi, yang mencapai 10,62 persen. Sedangkan di posisi kedua Bantul dengan derajat rawan pangannya mencapai 9,00 persen. Gunungkidul di posisi ketiga sebesar 8,94 persen, Kota Yogyakarta 4,11 dan Sleman yang terendah dsebesar 0,41 persen.
"Untuk tingkat DIY, persentase rawan pangan mencapai 5,64 persen," tandasnya.
Sementara Sekda DIY, Baskara Aji mengungkapkan Pemda berkoordinasi lebih detil untuk penanganan kemiskinan dengan Dinas Sosial dan pihak-pihak terkait. Sebab Pemda tidak bisa menggulirkan satu program untuk seluruh kabupaten/kota karena keberagaman persoalan di masing-masing wilayah.
Baca Juga: Diduga Malu Hamil di Luar Nikah, Wanita Asal Kulon Progo Kubur Bayinya di Pekarangan Rumah
"Karenanya penanganan kemiskinan nantinya tidak hanya di tingkat kabupaten/kota tapi turun hingga ke kecamatan," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Inflasi Saat Bulan Ramadan Hanya 1,03 Persen Pertanda Apa?
-
5 Rencana Sekolah Rakyat Prabowo: Punya Misi Putus Rantai Kemiskinan
-
Kajian DEN: MBG Ciptakan 1,9 Juta Lapangan Kerja, Tekan Kemiskinan Capai 5,8 Persen
-
Hadapi Kendala di Lapangan karena Bulan Ramadan, Uji Petik DTSEN Baru 25 Persen
-
Indonesia Alami Deflasi Tahunan Setelah 25 Tahun, Tanda Apa?
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Pemkot Yogyakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Lansia Gratis Tiap Bulan, Catat Tanggal dan Lokasinya!
-
Psikolog UGM Soroti Peran Literasi Digital dan Kontrol Diri
-
Pascaefisiensi Anggaran, Puteri Keraton Yogyakarta Pertahankan Kegiatan Budaya yang Terancam Hilang
-
Komunikasi Pemerintah Disorot: Harusnya Rangkul Publik, Bukan Bikin Kontroversi
-
Sehari Dua Kecelakaan Terjadi di Sleman, Satu Pengendara Motor Meninggal Dunia