SuaraJogja.id - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyatakan bahwa erupsi Gunung Merapi belum akan berhenti dalam waktu dekat. Hal tersebut diperkirakan dari data-data aktivitas gunung api yang terjadi selama ini.
"Jadi kalau ditanyakan kapan (Gunung Merapi) akan berhenti (erupsi) itu yang jelas dalam waktu dekat belum akan berhenti," kata Hanik kepada awak media, Jumat (31/12/2021).
Lebih lanjut Hanik sendiri tidak bisa memprediksi secara pasti kapan erupsi Merapi akan sepenuhnya berakhir. Sebab sejauh ini memang belum ada teori yabg digunakan untuk menentukan jumlah volume material yang akan keluar.
"Itu yang kita tidak bisa mengetahui bahwa kapan erupsi ini akan berakhir karena memang sulit untuk menghitung magma guguran terutama. Belum ada secara teoritis menentukan jumlah volume yang keluar berapa itu belum ada," ujarnya.
Baca Juga: BPBD Sleman Pastikan Jaringan Pipa Air Bersih di Lereng Merapi Sudah Berhasil Diperbaiki
Memang ada, kata Hanik, ukuran dari potensi magma yang ada di dalam gunung api tersebut. Namun apakah potensi itu akan lantas keluar semua juga masih menjadi pertanyaan tersendiri.
"Kalau yang ada di dalam sudah ada potensi itu ada ya, tapi potensi itu apakah akan keluar semua itu juga relatif sulit," ungkapnya.
Disebutkan Hanik, aktivitas gunung api yang berada di wilayah perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu cenderung masih tinggi. Walaupun memang tidak ada aktivitas yang naik secara signifikan ataupun menurun drastis.
"Saat ini aktivitas Merapi baik itu dari aktivitas kegempaannya masih intensitas tinggi tapi tidak meningkat dan juga tidak menurun. Jadi stagnan tinggi," terangnya.
Diketahui bahwa erupsi dari Gunung Merapi sendiri sudah terjadi sejak 4 Januari 2021 lalu. Hingga saat ini pun masih berlangsung dengan sejumlah aktivitas yang perlu diperhatikan.
Baca Juga: Gunung Merapi Luncurkan 37 Lava dalam 30 Jam Terakhir Jarak Terjauh 2 Kilometer
Termasuk pertumbuhan kubah lava yang ada serta pembentukan awan panas dan guguran lava yang terjadi. Bahkan, kata Hanik, erupsi Gunung Merapi yang bersifat efusif kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Jadi berbeda dengan erupsi efusif sebelumnya, pusat erupsi saat ini berada di dua lokasi berupa kubah lava barat daya dan kubah lava tengah," ujarnya.
Jika dilihat dari jumlah dan intensitas guguran dan awanpanas pada minggu ini saja juga masih termasuk tinggi. Kejadian guguran tercatat rata-rata 160 kali per hari atau periode <10 menit dengan jarak luncur maksimal 2 kilometer.
"Selain itu sistem vulkanis Gunung Merapi saat ini relatif terbuka ditunjukkan dengan kegempaan low frekuensi dan hembusan. Serta waktu jeda yang relatif pendek antara indikasi intrusi magma dan ekstrusinya," paparnya.
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," tambahnya.
Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.
Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Berita Terkait
-
Mengenang Erupsi Gunung Merapi 2010 di Museum Mini Sisa Hartaku
-
GEMURUH KERAS! Gunung Ibu Erupsi, Kolom Abu 700 Meter, Warga Diminta Waspada
-
Erupsi Lewotobi: Perjuangan dan Harapan Warga untuk Bangkit
-
Sekolah Beralih Jadi Pos Pengungsian Lewotobi, Semangat Siswa-Siswi Jadi Sukarelawan
-
Ahmad Muzani Kerap Beli Sapi Lalu Dilelang hingga Tembus Ratusan Juta, Ternyata Ini Tujuannya
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Logistik Pilkada Sleman sudah Siap, Distribusi Aman Antisipasi Hujan Ekstrem
-
Seharga Rp7,4 Miliar, Dua Bus Listrik Trans Jogja Siap Beroperasi, Intip Penampakannya
-
Skandal Kredit Fiktif BRI Rp3,4 Miliar Berlanjut, Mantri di Patuk Gunungkidul Mulai Diperiksa
-
Pakar Ekonomi UMY Minta Pemerintah Kaji Ulang Terkait Rencana Kenaikan PPN 12 %
-
DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana hingga 2 Januari 2025