SuaraJogja.id - Puluhan anak warga binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Yogyakarta yang berada di Wonosari mengikuti kegiatan Perkemahan Ceria Anak menyongsong tahun 2022. Kegiatan ini juga merupakan upaya memberikan hiburan kepada anak-anak yang menghuni LPKA Kelas II Yogyakarta.
Selain mendirikan tenda, berbagai kegiatan mereka laksanakan dalam Perkemahan Ceria ini. Berkolaborasi dengan Kwarcab Pramuka Gunungkidul mereka melaksanakan kegiatan yang mampu menciptakan keceriaan.
Kegiatan dimulai dengan sparing futsal tim Kwarcab Wonosari di mana tim dari warga binaan LPKA menang telak 8-1. Anak-anak yang melakukan kenakalan remaja mengaraj ke kriminal nampak bergembira, salah satunya adalah E, pelaku kasus di Kaliurang.
"Sudah setahun kira melakukan latihan pramuka dan kwarcab sudah menerbitkan SK kita jadi Gugus Depan Pramuka sendiri," ujar Kepala LPKA Kelas II Yogyarta Teguh Suroso, Sabtu (1/1/2022).
Teguh mengungkapkan tujuan kegiatan Pramuka dan Perkemahan Ceria ini adalah pembinaan kepribadian untuk mengubah karakter pribadi anak-anak pelaku kenakalan remaja mengarah ke kriminal agar bisa mengubah mindset menjadi tahu mana yang salah dan mana yang benar. Karena selama di luar LPKA mereka belum tahu tindakannya salah atau benar.
Setiap hari mereka menyelenggarakan sholat maghrib berjamaah dan diikuti dzikir bersama. Berdoa untuk kebaikan bersama termasuk untuk orangtua mereka yang selama ini telah membesarkan dan mendidik mereka.
"Kita juga adakan nonton film bersama. Kalau nonton film bersama itu ada aturannya setiap malam minggu,"papar dia.
Teguh menyebut, di LPKA Kelas II Yogyakarta saat ini dihuni oleh 24 orang. 5 orang diantaranya adalah tahanan di mana 3 anak merupakan pelaku kejahatan jalanan atau klithih yang belakangan marak. Sisanya paling banyak adalah kenakalan remaja kemudian diikuti pembunuhan dan juga kejahatan seksual.
Teguh menuturkan, pihaknya memang berusaha menghindari kata-kata klitih di lingkungan LPKA meskipun sejatinya masyarakat Yogyakarta sudah menjudment sebagai Klitih. Karena sejatinya ada yang dikategorikan klitih dan kenakalan remaja.
Baca Juga: Klitih Kembali Teror Warga Yogyakarta, Pemuda Jadi Korban Pembacokan
"Di sini yang murni klitih itu hanya 3. Yang belasan orang itu kenakalan remaja, kayak tawuran antar genk sekolah yang berakhir pembunuhan di Superindo Jalan Menukan beberapa bulan lalu. Itu masuk ke kenakalan remaja. Tetapi masyarakat tetap menganggapnya klitih,"tandas dia.(julianto)
Motif dan Kapan Kejahatan Jalanan (Klitih) Banyak Dilakukan Remaja
Teguh menuturkan, tidak ada yang bisa.memprediksi kapan aksi kejahatan jalanan atau yang sering dilakukan remaja akan terjadi. Karena memang motifnya sangat beragam mengapa aksi kejahatan jalanan tersebut dilakukan remaja.
Namun, lanjut Teguh, berdasarkan pendampingan dan wawancara dengan anak-anak pelaku kejahatan jalanan, ada periode di mana aksi marak dilakukan. Menurut Teguh, kejahatan jalanan alias klitih akan marak ketika selepas ujian dan ketika liburan.
"Itu biasanya, anak-anak habis ujian dan ketika musim liburan,"ungkap dia.
Teguh menambahkan, motif anak-anak melakukan kejahatan jalanan alias klitih memang beragam. Ada yang hanya spontan dan juga memang ada yang ingin balas dendam dengan kelompok lain. Tetapi kebanyakan justru karena spontan di mana mereka berkeliling tanpa tujuan terus berakhir dengan penganiayaan.
Berita Terkait
-
Klitih Kembali Teror Warga Yogyakarta, Pemuda Jadi Korban Pembacokan
-
Klitih Makin Meresahkan, Pemkab Bantul Bentuk Jejaring Anti Klitih
-
Bukan Klitih, Peristiwa Viral di Jalan Godean Saat Malam Tahun Baru Korban Kecelakaan
-
Kapolsek Godean Bantah Ada Korban Klitih di Jalan Godean Saat Perayaan Malam Tahun Baru
-
Klitih Teror Warga di Malam Tahun Baru, Seorang Pria Jadi Korban Dilarikan ke RS
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Rusunawa Gunungkidul Sepi Peminat? Ini Alasan Pemkab Tunda Pembangunan Baru
-
Kominfo Bantul Pasrah Tunggu Arahan Bupati: Efisiensi Anggaran 2026 Hantui Program Kerja?
-
Miris, Siswa SMP di Kulon Progo Kecanduan Judi Online, Sampai Nekat Pinjam NIK Bibi untuk Pinjol
-
Yogyakarta Berhasil Tekan Stunting Drastis, Rahasianya Ada di Pencegahan Dini
-
Tangisan Subuh di Ngemplak: Warga Temukan Bayi Ditinggalkan di Kardus