Apa yang mereka lakukan juga sebagai upaya untuk menunjukkan eksistensi pribadi dan juga kelompoknya. Mereka ingin mendapatkan perhatian lebih di kelompoknya dan dari kelompok lain.
Kurang Perhatian Orang tua
Teguh menuturkan, anak-anak yang melakukan kejahatan jalanan atau sering disebut klitih tersebut dipicu salah satunya karena kurang perhatian dari orangtua. Teguh menandaskan untuk memberantas kejahatan jalanan oleh remaja sangatlah dibutuhkan peran orangtua.
Menurut Teguh, ada dua golongan remaja pelaku kejahatan jalanan berdasarkan background orangtua mereka. Yaitu anak-anak dengan background kelas menengah ke atas dan kelas menengah ke bawah. Ada dua hal yang memicu kurang perhatian mereka.
"Tetapi intinya sama, orangtua sibuk,"ujar dia.
Untuk anak-anak dari golongan menengah ke atas, perhatian dari orangtua mereka dari sisi fasilitas sebenarnya sudah lebih dari mencukupi. Baik kendaraan ataupun juga uang saku, orangtua sudah memberikannya secara maksimal.
Kendati mendapatkan fasilitas berlebih, namun sangat sedikit waktu untuk anak-anak mereka. Para orangtua terlalu sibuk dengan bisnis dan pekerjaan mereka, sehingga terkadang membiarkan anaknya bergaul tanpa adanya kontrol.
Sementara dari golongan menengah ke bawah, perhatian orangtua sangat kurang karena mereka terlalu sibuk bekerja. Baik bapak atau ibu mereka sama-sama bekerja dari pagi hingga malam hari. Sehingga perhatian untuk anak-anak jadi sangat minim.
"Peran orangtua sangat dibutuhkan. Kalau anak-anak jam 9 belum sampai rumah, segera cari. Jangan dibiarkan,"tandas Teguh
Baca Juga: Klitih Kembali Teror Warga Yogyakarta, Pemuda Jadi Korban Pembacokan
Anak-anak Pelaku Kejahatan Jalanan Tidak Tahu Aksinya Tindakan Kriminal
Teguh menuturkan, karena kurang perhatian, anak-anak pelaku kejahatan jalanan tidak mendapatkan pendidikan atau pengetahuan tentang perbuatan benar dan perbuatan salah. Sehingga mereka bertindak sesuka hati.
Menurut Teguh, saat mereka melakukan kejahatan jalanan, anak-anak tidak mengetahui aksinya itu benar atau salah. Yang penting emosi mereka tersalurkan dan mendapat pengakuan dari teman-teman di sekitarnya.
"Jadi ya mereka waton (asal) bras bres saja,"ungkapnya.
Biasanya, usai melakukan kejahatan jalanan ini, anak-anak kemudian pulang ke rumah. Mereka menemui orangtuanya dan kemudian menangis karena ketakutan. Mereka baru sadar kenapa aksi tersebut bisa dilakukan.
Kondisi ini juga dirasakan oleh E, remaja asal Indonesia Timur yang terjerat kasus yang terjadi di Kaliurang Sleman beberapa minggu yang lalu. Teguh mengatakan berdasarkan penuturan E, ia tidak sadar saat melakukan hal tersebut
Berita Terkait
-
Klitih Kembali Teror Warga Yogyakarta, Pemuda Jadi Korban Pembacokan
-
Klitih Makin Meresahkan, Pemkab Bantul Bentuk Jejaring Anti Klitih
-
Bukan Klitih, Peristiwa Viral di Jalan Godean Saat Malam Tahun Baru Korban Kecelakaan
-
Kapolsek Godean Bantah Ada Korban Klitih di Jalan Godean Saat Perayaan Malam Tahun Baru
-
Klitih Teror Warga di Malam Tahun Baru, Seorang Pria Jadi Korban Dilarikan ke RS
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Rusunawa Gunungkidul Sepi Peminat? Ini Alasan Pemkab Tunda Pembangunan Baru
-
Kominfo Bantul Pasrah Tunggu Arahan Bupati: Efisiensi Anggaran 2026 Hantui Program Kerja?
-
Miris, Siswa SMP di Kulon Progo Kecanduan Judi Online, Sampai Nekat Pinjam NIK Bibi untuk Pinjol
-
Yogyakarta Berhasil Tekan Stunting Drastis, Rahasianya Ada di Pencegahan Dini
-
Tangisan Subuh di Ngemplak: Warga Temukan Bayi Ditinggalkan di Kardus