SuaraJogja.id - Persoalan kejahatan jalanan atau klitih di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih menjadi atensi semua pihak. Jajaran kepolisian tidak bisa sendirian untuk menghilangkan fenomena klitih itu secara seketika.
Sosiolog Universitas Gajah Mada (UGM), Arie Sujito, menyatakan bahwa pemerintah, dalam hal ini pemda, mempunyai tanggung jawab yang sama besarnya untuk menangani kejahatan jalanan tersebut; bukan lantas semata-mata dilimpahkan ketugasan itu kepada polisi saja.
"Pemerintah harus punya tanggung jawab lebih, tidak sekadar menyerahkan kepada polisi ya," kata Arie saat dihubungi awak media, Selasa (4/1/2022).
Terkhusus dalam hal ini Pemda DIY didorong untuk mampu ikut andil dalam fenomena yang meresahkan masyarakat tersebut. Setidaknya diperlukan pendekatan-pendekatan yang kemudian bisa digunakan untuk menekan angka kejahatan jalanan kembali terjadi.
Baca Juga: Kejahatan Jalanan Kembali Marak, Sosiolog UGM Soroti Stigma Anak Nakal
"Ya Pemda ini harus mengcreate sesuatu, misalnya kita ini Jogja yang keistimewaan bisa nggak, butuh pendekatan baru agar keistimewaan ini berkorelasi positif pada menurunnya angka kriminalitas, seperti klitih itu," ungkapnya.
Selama ini, tidak dipungkiri bahwa jajaran kepolisian bersama sejumlah instansi juga sudah melakukan kegiatan patroli saat malam hari. Namun ternyata kegiatan patroli itu juga belum bisa membendung energi besar dari anak-anak itu.
Belum lagi jika nanti energi itu justru disalurkan lewat hal-hal yang kemudian menimbulkan gesekan antara satu kelompok dengan lainnya. Hingga bentrok dan timbul lagi masalah baru dari sana.
Padahal setelah peristiwa terjadi anak-anak itu tidak tahu untuk apa sebenarnya mereka melakukan tindakan itu. Bahkan mereka juga tidak sadar bahwa atas tindakan mereka ada banyak pihak yang dirugikan.
"Sekali dibombong atau diprovokasi itu dengan iseng dia (pelaku klitih) melakukan pembacokan. Dia tidak pernah tahu untuk apa itu. Tiba-tiba nangis setelah dibawa ke kepolisian dan dia tidak sadar bahwa dampak dari tindakan itu merugikan orang lain, luka-luka bahkan yang meninggal. Dia tidak ada preferensi untuk membincangkan itu," urainya.
Baca Juga: Sosiolog UGM: Istilah Soal Klitih Tidak Penting, Lebih Baik Diagonis Problemnya
Menurut Arie, sudah seperlunya persoalan klitih ini didudukkan dalam spektrum yang luas. Tidak bisa hanya sekadar kriminal yang dilakukan oleh anak-anak dan tanggungjawab semata kepolisian saja.
Berita Terkait
-
Ulasan Buku Jogja Bab Getih dan Klitih, Ketika Kemanusiaan Tergerus Kekerasan
-
Seret Sajam Di Jalanan, Gibran Geram Siap Habisi Pelaku Klitih yang Tertangkap
-
Gibran Murka Siap Habisi, Pelaku Klitih yang Viral Seret Pedang di Jalan Ditangkap
-
Anak di Bawah Umur Pelaku Klitih Tidak Bisa Dihukum? Ini Penjelasannya
-
Komnas HAM Sebut Polsek Kotagede dan Polsek Sewon Lakukan Pelanggaran HAM ke Tiga Pelaku Klitih Yogyakarta
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu