SuaraJogja.id - Okupansi hotel di Kabupaten Sleman pada masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021-2022 terhitung rendah. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sleman mencatat, persentase hanya menyentuh 45% - 49% saja.
Ketua PHRI Sleman Joko Paromo mengungkap, jumlah persentase okupansi bahkan tak mencapai 50%, pada saat malam Nataru.
"Beberapa dipengaruhi adanya statement pemerintah soal berlakunya PPKM dan pengetatan. Wisatawan yang mau bepergian jadi was-was takut beli tiket, nanti berubah peraturan lagi," kata dia, Senin (3/1/2022).
Selain itu, fenomena klitih juga memengaruhi sentimen kunjungan ke Jogja, walau tidak signifikan, lanjut Joko.
Kabar peristiwa klitih yang sempat merajai trending media sosial itu, membuat orang dari luar kota menyatakan ketakutan dan tidak tenang melakukan perjalanan.
"Saya sampaikan [ke wisatawan] bahwa klitih itu tidak di seluruh wilayah DIY, tidak separah yang dikatakan orang, dan terjadi di titik-titik [wilayah] tertentu," ungkap dia.
Para wisatawan kemudian menghubungi PHRI maupun pihak hotel, untuk mengonfirmasi kabar yang beredar.
"Tidak kemudian batal, tapi mereka ya konfirmasi, apakah setegang itu? Secara umum PPKM yang sangat berpengaruh kepada pemesanan kamar," ujarnya.
Di kesempatan yang sama, ia juga menyayangkan munculnya iklan ajakan wisata ke Solo, di tengah ramainya peristiwa klitih.
Baca Juga: SKB Empat Menteri Turun, Sleman Masih Berlakukan PTM Terbatas
"Setiap orang mungkin punya pandangan berbeda, namun bagi saya pribadi itu tidak etis, tidak boleh dilakukan, harusnya ditindak. Karena itu berarti menjelek-jelekkan dan menjatuhkan Jogja. Kita kan sesama orang Indonesia, tidak perlu seperti itu, arif dan bijaksanalah," sesal Joko lagi.
Joko menambahkan, angka okupansi Nataru kali ini sangat berbeda dengan okupansi masa liburan yang sama pada 2020 silam, yakni 60%.
Namun demikian, setidaknya ada beberapa hal positif yang bisa dilihat dari okupansi hotel di Sleman selama masa Nataru.
Pertama, lenght of stay (LOS) atau masa tinggal wisatawan selama dua sampai tiga hari, atau dengan rerata LOS mencapai dua hari, di Sleman.
Wisatawan yang datang, banyak yang merupakan keluarga, perusahaan serta anggota turing bersama. Berasal dari Bandung, Surabaya, Jakarta.
"Banyak yang liburan berpindah, misal satu hari di Kaliurang, lalu di kota selama dua hari," urainya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Gibran Ditangkap Bareskrim Polri, Kronologi Jadi Tersangka dan Kasusnya
- Andalan Gelandang Timnas Jerman Alternatif Bela Timnas Indonesia untuk Ronde 4, Cetak 3 Gol
- 43 Kode Redeem FF Terbaru 5 Agustus: Ada Bundle Akatsuki, Skin Naga, dan Token Itachi
- Tanpa Rumor Apapun, Thom Haye Justru Gabung Tim Asal Jawa Tengah
- Surat Edaran Libur 18 Agustus 2025: Informasi Lengkap dan Terbaru
Pilihan
-
Senyum Semringah Jay Idzes di Sesi Latihan Venezia, Kode Pamit ke Torino
-
Proyek Fiktif Hantam PTPP, KPK 'Obok-obok' Divisi EPC
-
Profil Vicky Kharisma, Suami Acha Septriasa yang Diisukan Cerai dan Co-parenting
-
Rebalancing MSCI Hari Ini, Saham-saham Ini Diprediksi Masuk Indeks
-
Harga Emas Antam Longsor, Hari Ini Jadi Rp 1.943.000 per Gram
Terkini
-
Heboh Mural One Piece di Sleman, Bupati: Ekspresi Boleh, Tapi... Ada Syaratnya
-
PBB di Pati Naik 250 Persen, Wamenkeu Anggito Abimanyu: "Itu Urusan Daerah, Bukan Kami"
-
Bandar Judi Online 'Dirugikan' Pelaku Judol di Bantul? Ini Penjelasan Polda DIY
-
Bandar Judi Online Diburu, Polda DIY bakal Gandeng Ahli IT Internasional
-
Bukan Bandar! Terungkap Siapa Pelapor Kasus Judi Online yang Geger di Bantul