SuaraJogja.id - Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat Komisaris Besar Polisi Hari Brata membeberkan profil dari pria berinisial MU alias Long, terduga penyalur Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban kapal tenggelam di perairan Malaysia.
"Pelaku ini sudah menjalankan bisnisnya sebagai penyalur PMI ilegal selama 10 tahun terakhir. Tetapi 'putus nyambung'. Rutinnya dalam satu tahun terakhir ini," kata Hari Brata di Mataram, Rabu.
Pria asal Danger, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur ini pun dikatakan Hari hanya mengenyam pendidikan hingga sekolah dasar (SD) Meskipun demikian, Long sejak kecil sudah hidup di Malaysia.
"Dia (Long) ini hanya sekolah sampai SD (sekolah dasar). Tetapi sejak kecil, dia sudah di Malaysia, statusnya WNI (Warga Negara Indonesia)," ujarnya.
Perihal informasi Long yang sudah tinggal lama di Malaysia itu diduga menjadi modalnya membangun bisnis penyaluran PMI ke Malaysia melalui jalur ilegal.
Kemudian perihal hubungannya dengan Acing, tekong PMI ilegal yang lebih dahulu tertangkap oleh Tim Ditreskrimum Polda Kepulauan Riau di Batam, Hari menyampaikan bahwa Long ini adalah "kaki tangan"-nya.
"Jadi mereka berdua seperti 'partner in crime'. Long ini 'kaki tangan' Acing. Acing ini tekong ilegal, Long ini penyalur," ucap dia.
Acing pun disebut Hari sebagai pemilik kapal tenggelam yang digunakan PMI ke Malaysia. Acing juga punya peranan penting dalam pemberangkatan PMI tanpa melalui prosedur yang sah.
"Long dan Acing ini ngatur 'rute' pemberangkatan PMI sampai ke tempat tujuan di Malaysia. Jadi jaringan mereka berdua ini cukup besar, makanya pantas jaringan mereka ini masuk dalam kategori 'transnational crime'," ujarnya.
Baca Juga: WNI Calon Pekerja Migran yang Tewas Dalam Tragedi Kapal Tenggelam di Malaysia 21 Orang
Lebih lanjut, Hari mengatakan bahwa pihaknya telah menyerahkan Long ke Polda Kepri. Tindak lanjut penanganannya dilakukan oleh Ditreskrimum Polda Kepri bersamaan dengan Acing.
"Karena ada korbannya yang meninggal di sana (Kepri), makanya Polda Kepri yang melanjutkan. Jadi kegiatan penangkapan Long, Senin (3/1) kemarin, kami hanya jalankan fungsi 'back-up' Polda Kepri," kata Hari.
Berita Terkait
-
TNI AU Dalami Dugaan Oknum Prajurit yang Bantu Pekerja Migran Indonesia Ilegal ke Malaysia
-
Pekerja Migran Asal Bantul Sempat Dikarantina di Wisma Atlet, Dinkes Bakal Swab Ulang
-
Komitmen Sejahterakan Pekerja Migran, Menko Airlangga Raih PMI Award 2021
-
Karantina Terpusat Gratis Hanya untuk Pekerja Migran, Pelajar dan Pegawai Pemerintah
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 5 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Coverage Terbaik Untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp50 Ribuan
Pilihan
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
Terkini
-
Stunting Sleman Turun Jadi 4,2 Persen, Rokok dan Pola Asuh Masih Jadi Musuh Utama
-
Demokrasi di Ujung Tanduk? Disinformasi dan Algoritma Gerogoti Kepercayaan Publik
-
Jalan Tol Trans Jawa Makin Mulus: Jasa Marga Geber Proyek di Jateng dan DIY
-
Batik di Persimpangan Jalan: Antara Warisan Budaya, Ekonomi, dan Suara Gen Z
-
Dinkes Sleman Sebut Tren Kasus ISPA Naik, Sepanjang 2025 Tercatat Sudah Capai 94 Ribu