SuaraJogja.id - Setelah wahana Ngopi in The Sky viral disorot terkait faktor keamanannya, pengelola Teras Kaca (pemilik wahana) akhirnya menghentikan sementara wahana tersebut. Mereka mengaku akan melengkapi dokumen operasional crane untuk program Ngopi In The Sky tersebut.
Pemilik atau Pengelola Teras Kaca, Nur Setyo menjelaskan pihaknya memutuskan menghentikan sementara operasional crane untuk Ngopi In The Sky. Pasalnya, pengelola akan berusaha melengkapi dokumen perijinan terlebih dahulu sebelum melanjutkan wahana tersebut.
Ia mengakui operasional crane Ngopi In The Sky beberapa hari yang lalu sebenarnya barulah uji coba. Setelah itu pihaknya lantas berkonsultasi dengan berbagai pihak berkaitan dengan operasional Ngopi In The Sky tersebut.
"Salah satu masukannya adalah adanya kelengkapan dokumen untuk operasional Ngopi In The Sky," ungkap dia, Rabu (5/1/2022).
Baca Juga: Bukan Dubai! Wisata Gunungkidul Ini Tawarkan Sensasi Ngopi di Ketinggian 30 Meter
Saat ini pihaknya tengah berusaha mengumpulkan dokumen yang diperlukan sebagai syarat operasional Ngopi In The Sky tersebut. Dan jika nanti semua dokumen sudah lengkap maka ia memastikan akan membuka kembali wahana tersebut.
Bahkan jika nanti crane Ngopi In The Sky beroperasi kembali, ia akan menerapkan tarif sebesar Rp1 juta untuk setiap pengunjung. Kapan beroperasi kembali, Nur mengaku belum mengetahuinya karena ia tidak mengetahui kapan dokumen terkumpul.
"Untuk sementara uji coba saja dulu njih,kalo sdh lengkap dokumennya semua HTMnya jadi 1 juta njih. kalo sudab lengkap semua dokumennya ya kita beroperasi lagi," tandas dia.
Terkait keamanan crane, ia memastikan jika crane Ngopi In The Sky cukup aman. Pasalnya dari hitungan tehnis, beban gondola alias minibar untuk pengunjung menikmati kopi dan kemudian ditarik crane beratnya masih jauh di bawah ambang batas beban maksimal yang diperkenankan untuk crane tersebut.
"Bagaimana tidak amannya ya...? Wong bebannya masih jauh dari batas maksimal,"ujar dia, Rabu (5/1/2022) ketika dikonfirmasi.
Baca Juga: Harga Telur Masih Tinggi, Peternak di Gunungkidul Belum Berani Tambah Kapasitas Produksi
Nur menjelaskan secara tehnis satu titik slink untuk mengangkat gondola itu memiliki ambang batas maksimal mengangkat beban 4 ton. Karena slink yang digunakan double sehingga bisa dikalikan 2 bebannya. Di mana totalnya 4 x 2 x 4 titik semua maksimal mengangkat 32 ton.
Padahal, berat gondola yang digunakan hanya 3 ton. Dan ketika ditambah 20 orang penumpang serta 3-4 orang kru maka masih ada rentan kelebihan beban yang cukup banyak. Di samping itu, pihaknya juga selalu melakukan pemeriksaan rutin setiap hari untuk crane beserta fasilitasnya.
Nur juga menjelaskan Crane yang mereka gunakan juga memiliki digital indikator beban. Hal tersebut menunjukkan jika crane yang digunakan adalah crane terbaru alias crane tersebut sudah merupakan crane modern. Di samping itu pihaknya selalu melakukan pemeriksaan dan perawatan rutin baik sebelum dan sesudah digunakan
"Jadi cranenya sudah modern njih. ,"ujar dia
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
Terkini
-
TKP ABA Mulai Dipasang Pagar, Jukir dan Pedagang Masih Beraktivitas
-
Produksi Garmen yang Kebakaran Mandeg, Pabrik Milik BUMN Ini Siap Tampung Produksi Sementara
-
Wacana Buku Cetak di Sekolah Rakyat Jadi Penyelamat, Industri Percetakan Dapat Angin Segar
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Klik Link, Langsung Cuan di Sini
-
Dari Gudeg hingga Inovasi, Yogyakarta Gelar Pameran Makanan Minuman Bertaraf Internasional