SuaraJogja.id - Ratusan warga Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, kembali mengeruduk kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak di Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kamis (6/1/2022) siang. Tuntutan warga kali ini pun tidak berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya yakni penolakan terhadap penambangan batuan andesit di wilayahnya.
Berdasarkan pantauan SuaraJogja.id di lapangan, ratusan warga tersebut sudah berkumpul di depan kantor BBWSSO sejak pukul 12.04 WIB siang. Massa aksi yang datang itu tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa).
Banyaknya warga yang datang membuat polisi harus menutup akses jalan yang mengarah ke depan kantor BBWSSO tersebut tepatnya di Jalan Laksda Adisutjipto sisi utara. Pasalnya tidak sedikit massa yang kemudian tumpah ruah di jalanan.
"Rencana penambangan batuan andesit yang akan dilakukan di desa Wadas sudah ditolak keras sejak diusulkan," kata Ketua Gempadewa, Insin Sutrisno.
Namun sayangnya hingga saat ini kata Insin, pemerintah justru tetap abai dan tidak memenuhi tuntutan warga tersebut. Walaupun sebenarnya juga berbagai upaya penolakan dan keberatan pembangunan Bendungan Bener sudah dilakukan.
Tidak hanya di tingkat desa saja melainkan hingga sampai kepada pemerintah pusat. Ia menyebut bahwa proyek yang tersebut sama sekali tidak memihak kepada kepentingan rakyat.
Sebab proyek itu dinilai hanya akan merusak wilayah sekitar khususnya tempat warga Wadas hidup selama ini.
"Bahkan, sejak desa Wadas ditetapkan sebagai tempat penambangan batuan andesit untuk bahan material pembangunan Bendungan Bener ini, warga malah kehilangan rasa aman dan selalu merasa was-was," terangnya.
Seperti yang diketahui sebelumnya Pemerintah melalui BBWS Serayu Opak, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang melakukan pembangunan Bendungan Bener di Desa Guntur, Purworejo, Jawa Tengah.
Baca Juga: Peringati Hari Bakti PU, BBWS Serayu Opak Tanam Pohon di Embung Imogiri Bantul
Proyek itu membutuhkan bahan material berupa batuan andesit yang rencananya akan diambil dari dalam bukit sekaligus Desa Wadas itu sendiri. Setidaknya dari rencana itu lahan produktif seluas 114 hektar bakal terdampak dari penambangan ini.
Dari data yang berhasil diperoleh dari warga aparat kepolisian serta beberapa pihak lain cukup sering datang ke Desa Wadas. Setidaknya kedatangan itu terjadi sebanyak 16 kali dalam kurun waktu 28 hari kerja terhitung sejak 22 September 2021 lalu.
"Warga menilai fenomena ini merupakan intimidasi terhadap penolakan warga terhadap rencana penambangan batuan andesit itu," ungkapnya.
Ia menegaskan dalam aksi terbaru saat ini setidaknya ada lima tuntutan utama yang diajukan warga. Di antaranya adalah penolakan terhadap proses pengadaan tanah di Wadas, tolak usaha pertambangan di Wadas dan lawan teror dan intimidasi dari semua aparat.
Ditambah pula dengan tuntutan untuk cabut Omnibus Law beserta aturan turunannya serta warga meminta pemerintah menghentikan Seluruh Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menindas rakyat.
Setelah beberapa jam melakukan aksi di luar kantor BBWSSO, akhirnya perwakilan massa diperbolehkan masuk untuk melakukan audiensi bersama perwakilan pihak BBWSSO.
Berita Terkait
-
Peringati Hari Bakti PU, BBWS Serayu Opak Tanam Pohon di Embung Imogiri Bantul
-
Motor Warga Wadas Dirusak hingga Pindah Rumah, Kades Setempat Angkat Bicara
-
Polda Jateng Bantah Anak-anak Wadas Takut Sekolah Karena Ada Patroli Polisi
-
Polisi Kerap Datangi Desa Wadas, Sejumlah Warga Alami Trauma
-
Warga Wadas Kerap Didatangi Aparat, Gempadewa Layangkan Surat Laporan ke Mabes Polri
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
Analisis Tajam Sabrang Letto: Kasus Tom Lembong Jadi Pertaruhan: Wasit Tak Adil!
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya
-
Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam
-
Status Kedaruratan Ditingkatkan Pasca Kasus Leptospirosis, Pemkot Jogja Sediakan Pemeriksaan Gratis
-
Bosan Kerja Kantoran? Pemuda Ini Buktikan Keripik Pisang Bisa Jadi Bisnis Menguntungkan di Kulon Progo