Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Selasa, 11 Januari 2022 | 18:46 WIB
Fery berdiri di samping robot replika Transformers setinggi empat meter. (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

Sejak 2018 sampai sekarang ini, dia sudah membuat robot sebanyak 20 unit. Robot hasil karyanya tidak hanya dikirim ke China, namun juga ke Benua Eropa.

"Rencana robot yang sedang saya kerjakan ini mau dikirim ke Jerman dan Belanda," ungkapnya.

Fery menjelaskan untuk satu unit robot satu robot memakan waktu pengerjaan sekitar dua minggu hingga satu bulan. Modal yang dikeluarkan untuk membuat satu robot sekitar Rp10 juta.

"Uang tersebut saya belanjakan untuk cari barang-barang bekas di pengepul," kata dia.

Baca Juga: Kendalikan Harga Minyak Goreng, Bantul Akan Laksanakan Operasi Pasar

Bahan Bekas

Ia tidak hanya terpaku dengan satu bahan bekas tertentu, barang bekas mulai dari onderdil sepeda motor, mobil, truk, kipas angin, hingga kontainer digunakan. Adapun alasan dia tidak terpaku dengan bahan baku seperti kendaraan bekas lantaran khawatir bila itu adalah barang curian.

"Jadi limbah apa saja dipasang, termasuk kipas angin, tidak harus motor yang penting cocok ya diambil. Dan kami tidak pernah beli kendaraan utuh karena semisal itu ternyata barang curian, bisa dianggap penadah oleh polisi," paparnya.

Usai mendapat barang-barang bekas yang dibutuhkan, besi-besi itu selanjutnya dipilah dan dibersihkan dari karat. Kemudian ia pun membuat kerangka robot yang sudah dipesan.

"Setelah besi-besinya dibersihkan dan kerangkanya jadi, baru mulai dipasang mulai dari kaki sampai kepala," katanya.

Baca Juga: Enam Hari Berturut-turut, Bantul Catat Nol Tambahan Kasus Covid-19

Untuk satu unit robot yang sudah jadi dibanderol dengan harga mulai Rp30-100 juta. Ia menyatakan, semakin mahal harganya maka robotnya semakin detail dan rapi.

Load More