SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul melaksanakan sero surveillance atau pengecekan kadar antibodi Covid-19. Ini dilakukan guna mengetahui terbentuknya kekebalan kelompok atau herd immunity di Bumi Projotamansari.
"Kami mulai melakukan sero surveilans titer antibodi untuk mengetahui seberapa besar antibodi yang tercapai setelah dilakukan vaksinasi hingga vaksinasi kedua," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Senin (17/1/2022).
Dijelaskannya, yang menjadi subjek sero surveillance ialah masyarakat. Untuk tahap pertama ini, baru tenaga kesehatan (nakes) dan pelayan publik yang sudah tervaksin dua kali.
"Karena mereka sudah divaksin sebanyak dua kali, bahkan sudah ada yang tiga kali. Ada 1.008 nakes dan pelayan publik yang menjadi sampel," tuturnya.
Adapun metodologinya diambil darahnya lalu diteliti seberapa kuat antibodi itu terbentuk.
Halim mengakui bahwa hingga kini pihaknya belum punya informasi yang akurat seberapa besar herd immunity yang terbentuk setelah masyarakat divaksin. Menurut teori kalau cakupan vaksinasi sudah mencapai 70 persen diyakini atau diduga kuat herd immunity sudah terbentuk.
"Akan lebih meyakinkan lagi kalau dilakukan sero surveilans oleh Dinkes," ujarnya.
Setelah diketahui hasil sero surveillance, selanjutnya informasi tersebut akan digunakan untuk pengambilan keputusan kebijakan di bidang kesehatan di Bumi Projotamansari.
"Seberapa besar efektif vaksinasi yang sudah dilakukan secara masif, sistematis, dan terstruktur. Sehingga hasil dari sero surveilans ini akan memberikan gambaran yang meyakinkan. Sampai hari ini belum diketahui seberapa nyata herd immunity itu terbentuk," ujarnya.
Baca Juga: Vaksinasi Booster di Bantul Mulai Bergulir, Layani 1.000 Orang per Hari
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Bantul dr. Abednego Dani Nugroho mengatakan, dari riset ini kemudian akan menjadi hipotesa awal untuk penelitian lebih lanjut lagi.
“Masih bisa dicek karena antibodi itu tidak hilang, itu sel memori tetap selamanya tapi seberapa kuat titernya itu yang mau kita studi. Jadi nanti selain dari ambil darah ada kuesioner kapan divaksin pertama kapan kedua apakah pernah confirm begitu,” ungkap dia.
Sebagai informasi, cakupan vaksinasi dosis pertama 86,25 persen dan cakupan vaksinasi dosis kedua 74,19 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Perusahaan Skincare Resmikan Klinik Baru di Yogyakarta, Siap Bangun Pabrik pada Tahun Depan
-
DANA Kaget Spesial Warga Jogja: Akhir Pekan Cuan Rp199 Ribu, Sikat Linknya!
-
10 Kuliner Hidden Gem Jogja yang Wajib Dicoba, Cocok Buat Jalan Santai Akhir Pekan
-
Jeritan Hati Sopir TransJogja: Gaji Tipis, Denda Selangit, dan Ironi di Balik Kemudi
-
Jelang Libur Nataru, Kapolri Pastikan DIY Siap Hadapi Ancaman Bencana La Nina dan Erupsi Merapi