SuaraJogja.id - Pemerintah telah memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen di seluruh sekolah pada 2022 ini. Namun tidak dipungkiri ada sejumlah kendala yang dihadapi peserta didik akibat dari hampir dua tahun ini lebih banyak mengikuti pembelajaran secara daring saja.
Dekan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) Siti Murtiningsih tidak menampik bahwa keterbatasan yang harus dialami peserta didik baik dari jenjang terbawah hingga perguruan tinggi selama pandemi Covid-19 ini berpengaruh pada sektor pendidikan itu sendiri.
"Kalau kita lihatnya dari konteks pendidikan, ya memang jelas kita (sektor pendidikan) itu sedang terpuruk," kata Siti Murtiningsih saat dihubungi awak media, Rabu (19/1/2022).
Pernyataan perempuan yang akrab disapa Murti itu bukan tanpa alasan. Sebab ia menilai bahwa pendidikan itu tidak hanya sekadar transfer knowledge atau pengetahuan saja.
Jika hanya sekadar transfer knowledge, peserta didik apalagi mahasiswa sudah lebih cepat bergerak. Terlebih dengan dukungan dari kemajuan teknologi informasi yang juga pesat.
"Hakikat pendidikan itu sendiri kan lebih dari sekadar itu tapi ada yang lebih penting yaitu adalah transfer value. Nah kalau untuk transfer value itu kan diproses pendidikan dijalankan dengan luring, dengan termediasi juga oleh teknologi," ucapnya.
"Ya apapun itu human touch saling bersentuhan, saling menyapa, interaksi secara fisik, bahasa tubuh dan sebagainya itu adalah bagian dari proses pendidikan itu sendiri," sambungnya.
Murti menyebut jika dilihat dari aspek tersebut maka kondisi selama dua tahun terakhir tidak ideal. Namun tetap ada hal yang tidak bisa begitu saja diabaikan yakni kesehatan.
"Nomor satu jelas dengan situasi sekarang ini kan harus kesehatan menjadi utama. Sehingga mau nggak mau prosedur itu harus kita ikuti dengan baik," tuturnya.
Baca Juga: Dosen Filsafat UGM Duga Heboh Spirit Doll Hanya untuk Konten, Ini Alasannya
Menurutnya memang dengan kondisi pandemi Covid-19 ini sektor pendidikan terbilang cukup memprihatinkan. Di samping ada sektor-sektor lain yang juga turut terdampak.
Berita Terkait
-
Pendidikan Perempuan: Warisan Abadi Kartini yang Masih Diperjuangkan
-
Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali di SMA: Solusi atau Langkah Mundur?
-
Peran Transformatif Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan dan Nasionalisme
-
Ki Hadjar Dewantara: Pilar Pendidikan dan Politik Bangsa melalui Tamansiswa
-
Taman Siswa: Mimpi dan Perjuangan Ki Hadjar Dewantara
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan