Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 19 Januari 2022 | 21:39 WIB
Desain Istana Negara. (Twitter/jokowi)

Ditegaskan Sindung, istilah nusantara sendiri justru mempunyai makna historis yang kuat untuk Indonesia. Sehingga penamaan Nusantara juga dinilai sudah sangat mewakili keseluruhan dari wilayah Indonesia itu sendiri.

"Jadi kalau kita belajar sejarah dan memahami sejarah, saya kira justru dengan sebutan Nusantara itu jangkar historis, kesadaran historis kita kuat. Daripada katakanlah, tiba-tiba ibu kota disebut sebagai kalipura misalnya, wah itu mencari akar simbolik, akar historisnya dan sebagainya agak kesulitan," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan nama calon ibu kota negara di Kalimantan Timur akhirnya terungkap. Nama itu disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa dalam rapat panja pembahasan RUU Ibu Kota Negara bersama pansus di DPR.

Suharso mengatakan, nama ibu kota negara itu tadinya ingin disematkan di dalam surpres RUU IKN yang dikirim pemerintah kepada DPR. Namun kemudian ditahan. Baru setelahnya Presiden Jokowi mengkonfirmasi lagi kepada Suharso pada Jumat (14/1).

Baca Juga: Tak Kaget Jika Ahok Jadi Calon Pemimpin Ibu Kota Baru, Slamet Maarif PA 212: Kami Baca Kedekatannya dengan Jokowi

"Dan ini saya baru mendapatkan konfirmasi langsung dan perintah langsung dari Bapak Presiden itu pada hari Jumat. Jadi ini sekarang hari Senin, pada hari Jumat lalu," kata Suharso, Senin (17/1/2022).

Kepada Suharso, Jokowi mengatakan, bahwa nama ibu kota negara ialah Nusantara.

"Dan beliau mengatakan ibu kota negara ini namanya Nusantara," ucap Suharso.

Ada sejumlah alasan yang mendasari penamaan Nusantara untuk ibu kota negara.

"Alasannya adalah Nusantara sudah dikenal sejak dulu dan ikonik di internasional, mudah dan menggambarkan kenusantaraan kita semua, Republik Indonesia, dan saya kira kita semua setuju dengan istilah Nusantara itu," kata Suharso.

Baca Juga: Nama IKN Menuai Kritikan, Ibu Kota Baru Sebaiknya Dinamai Atlantis

Load More