Sebagai kakak, Lina turut mengambil langkah hukum dalam penanganan dugaan kekerasan seksual yang dialami adiknya. Walau demikian sementara ini, Angela masih belum siap menghadapi pertanyaan-pertanyaan pihak kepolisian, yang mungkin sifatnya tak menyenangkan baginya.
Lina mengatakan, di suatu momen berbeda, ia selanjutnya mengirimkan seorang pengacara ke rumah Erminto dan membawa surat berisikan pernyataan tertulis.
Surat pernyataan bertuliskan tangan itu ditandatangani Erminto sendiri.
Salah satu poin isi surat bertuliskan sebagai berikut: Bahwa tidak akan mengulangi kejadian yang telah dilakukan memeluk serta mencium kening anakost di setiap ada kesempatan/tidak ada kesempatan," isi pernyataan tersebut.
Kemudian Lina mencoba membalikkan ingatannya ke masa lampau, saat dulu ia merasa nyaman tinggal di kosan tersebut. Kos yang punya suasana kekeluargaan yang kental, kebiasaan makan bersama anak kos dan keluarga pemilik kos. Bahkan anak-anak kos dilibatkan dalam kegiatan kampung setempat.
Keluarga mereka yang pernah bertemu dengan induk semang, juga lantas percaya. Setidaknya poin-poin itu yang kemudian mendorongnya merekomendasikan kos itu kepada mahasiswa lainnya, termasuk adiknya.
Tapi sejak peristiwa yang menimpa adiknya, ia mencoba menghubungi teman kos di masa sebelumnya. Lina kemudian tersadar bahwa ia salah, kos itu bukan kos putri yang aman.
"Saya beranggapan dia orang baik," sebut Lina.
Namun waktu ia mencoba menelepon salah satu narasumber. Narasumber tersebut cerita kalau ia tidak pernah mendengar mahasiswa mendapatkan pelecehan. Hanya saja, pernah suatu ketika, pekerja rumah tangga yang bekerja dengannya dipegang bagian vitalnya oleh terduga pelaku, yang tak lain adalah bapak kos.
Baca Juga: Kasus Pelecehan Mahasiswi Unsri, Polda Sumsel Limpahkan Berkas Dua Tersangka ke Kejaksaan
Teman kos Angela dan Lina yang berada dalam satu grup percakapan, sontak dibuat terkejut pula oleh kisah yang dipaparkan Lina.
'Masak kayak gitu', 'Apa mahasiswa itu menggunakan pakaian seksi?', menjadi kalimat yang jamak ia baca dalam kolom percakapan grup. Demikan juga kalimat 'Aku dulu zaman pakai tanktopan, pakai celana pendek, enggak hijab-an di kosan, tapi enggak kejadian seperti ini' cerita Lina menirukan pernyataan teman-temannya.
"Agak syok mereka, mereka merasa itu tempat aman. Mereka berusaha mencoba bahu-membahu menghubungi. Ternyata pernah ada teman kosan bagian tubuhnya diraba, ada juga anak kos yang kakinya luka, bapak kosnya inisiatif jadi tukang urut, padahal mau cari tukang urut lain, tapi bapak kosanya tutup pintu. Dia langsung hubungi saudara selama dalam proses urut itu," ungkap dia.
"Tapi mereka enggak mau speak up. Itu dinamika korban. Saya syok dengan kejadian itu," imbuhnya.
Pengakuan Terduga Pelaku
Selasa (28/12/2022), Tim kolaborasi menapaki sebuah jalan sempit menuju sebuah indekos, dengan berbekal arah acuan yang diberikan oleh Lina. Kos itu jaraknya hanya beberapa kilometer dari Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Teknologi Yogyakarta, Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa dan Sekolah Tinggi Pertanian. Berada di tengah padatnya penduduk bermukim.
Tag
Berita Terkait
-
Kisah Korban Kekerasan Seksual, Trauma yang akan Dibawa sampai Mati
-
Soroti Kasus Kekerasan Seksual, Jaringan Kulon Progo Bergerak Dorong Semua Pihak Lakukan Langkah Konkrit
-
Dugaan Kekerasan Seksual, Appridzani Mahasiswa Pascasarjana UGM Dilaporkan ke Polda Jatim
-
Meski Prevalensi Kasus Kekerasan Seksual Menurun, Menteri PPPA Tegaskan RUU TPKS Harus Tetap Disahkan
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Heboh Ulat di MBG Siswa, Pemkab Bantul Akui Tak Bisa Sanksi Langsung Penyedia Makanan
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Perlombaan Sepatu Roda Regional DIY-Jawa Tengah
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja