Kos dengan induk semang punya kontrol sosial lebih mudah, ketimbang kos yang penghuninya sangat individualis dan induk semangnya terpisah dengan kos. Kos yang terpisah dengan induk semang punya tantangan dalam hal pelaporan peristiwa.
"Banyak kasus yang ketika minim kontrol sosial entah dengan sesama penghuni atau induk semang, kejadian [buruk kepada anak kos] itu akan tertutup. Karena penyintas jadi tidak bisa mendapatkan pertolongan pertama," ujarnya.
Pada kebanyakan kekerasan seksual yang terjadi di kos-kosan, terjadi dalam relasi pertemanan, pacaran. Pelaku dan penyintas merupakan teman satu organisasi.
"Ada relasi kuasa yang saat ini termanifestasi dalam bentuk bujuk rayu. Atau yang bentuknya si penyintas diajak pelaku ke kosan dengan dalih rapat, urusan, mampir istirahat dulu," ungkap One.
Baca Juga: Kasus Pelecehan Mahasiswi Unsri, Polda Sumsel Limpahkan Berkas Dua Tersangka ke Kejaksaan
Laki-laki Jadi Mayoritas Pelaku, Relasi Kuasa Bukan Soal Moral
One menyatakan, kekerasan seksual yang terjadi bukan lagi perkara moral yang dimiliki oleh pelaku. Melainkan relasi kuasa, patriarki memberi kuasa lebih. manifes laki-laki merasa sok kuasa.
Kekinian, relasi kuasa berujung kekerasan tidak terlihat dalam bentuk kasat mata. Melainkan berbentuk bujuk rayu, janji gombal, norma yang mungkin mereka yakini dalam berpacaran. Misalnya, kalau pacaran itu harus berhubungan badan nanti penyintas akan dinikahi.
Sehingga pada akhirnya, penyintas harus menghadapi tuduhan dari khalayak bahwa apa yang menimpanya adalah suka sama suka, bukan kekerasan seksual.
One mengatakan, pihaknya menemukan akar masalah yang menjawab persoalan kenapa laki-laki melakukan kekerasan seksual. Pertama, ada kaitan dengan konseptual budaya patriarki, ketimpangan relasi kuasa. Budaya patriarki memberikan kuasa lebih pada laki-laki ketimbang perempuan.
Baca Juga: Buka Posko Pengaduan Kekerasan Seksual, Nasdem Beri Dampingan Hukum Hingga Layanan Kesehatan
"Patriarki bukan hanya struktur yang membenarkan kuasa laki-laki atas perempuan, tapi juga laki-laki atas laki-laki lainnya," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Heboh Pelecehan saat Mudik, Ini Tips Buat Wanita Menghadapi Predator Seks di Transportasi Umum
-
Pelecahan Seksual Terjadi Lagi di Stasiun Tanah Abang, Pelaku di Blacklist Naik Commuter lIne
-
Terlalu Ringan, Jaksa Ajukan Banding Vonis Bintang Squid Game O Yeong-su
-
Guru Besar UGM Dipecat buntut Terlibat Kasus Kekerasan Seksual
-
KAI Commuter Cari Pelaku Pelecehan di Stasiun Tanah Abang, Terdeteksi Lewat CCTV
Tag
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada
-
Miris, Pasar Godean Baru Diresmikan Jokowi, Bupati Sleman Temukan Banyak Atap Bocor
-
Kawasan Malioboro Dikeluhkan Bau Pesing, Begini Respon Pemkot Kota Yogyakarta
-
Arus Balik Melandai, Tol Tamanmartani Resmi Ditutup, Polda DIY Imbau Pemudik Lakukan Ini