Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Kamis, 27 Januari 2022 | 09:48 WIB
Pembekalan fasilitator kelurahan (Faskel) dan koordinator kemantren pengelola lingkungan dan sampah mandiri di Ruang Bima Balaikota Jogja pada Rabu (26/1/2022) - (SuaraJogja.id/HO-Pemkot Jogja)

SuaraJogja.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja menyelenggarakan pembekalan fasilitator kelurahan (Faskel) dan koordinator kemantren pengelola lingkungan dan sampah mandiri Kota Jogja Tahun 2022. Kegiatan tersebut diikuti oleh masing-masing perwakilan dari kelurahan se-Kota Jogja pada Rabu (28/1/2022) di Ruang Bima Balaikota Jogja.

Kepala DLH Kota Jogja Sugeng Darmanto mengatakan, pembekalan faskel pengelola sampah mandiri ini bertujuan sebagai pendamping pengelolaan sampah di masyarakat. Hingga saat ini 90 Faskel tersebar di 45 kelurahan dengan 14 koordinator yang juga tersebar di 14 kemantren.

Selain itu, perkembangan jumlah bank sampah di Kota Jogja ada kenaikan rata-rata sebesar 20 persen setiap tahunnya, sehingga diprediksi pada 2022 bank sampah di Kota Jogja terbentuk sesuai dengan jumlah RW yakni 617 unit.

“Program kegiatan koordinator faskel ini bertugas untuk melakukan identifikasi dari mana sumber sampah dengan membuat program kegiatan bank sampah atau paguyuban,” katanya.

Baca Juga: ASN Yang Pukul Honorer di Cianjur Diperiksa Inspektorat Daerah

Tak hanya itu, mereka juga ditugaskan untuk mendampingi, melakukan penyuluhan, penguatan kelembagaan, monitoring ke sejumlah wilayah untuk memastikan bahwa pengelolaan sampah berjalan dengan baik.

“Kegiatan pendampingan pengelolaan sampah mandiri ini nantinya akan dilakukan pembaharuan bank sampah baru terhadap RW yang belum memiliki bank sampah di lingkungan binaan. Selain itu kami juga akan mengadakan pelatihan bank sampah baru,” terangnya

Sementara itu, Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi mengatakan, kegiatan ini sebagai salah satu upaya untuk memberikan pengertian kepada warga melalui kelurahan bahwa melalui sampah bisa meningkatkan perekonomian dengan mendaur ulang bersama-sama.

“Kita ini sekarang mencoba sebanyak mungkin agar sampah yang diproduksi rumah tangga, rumah makan, dan sebagainya itu tidak harus semuanya dibuang, tetapi bisa dimanfaatkan karena sampai saat ini TPST Piyungan bukan tempat pengelolaan sampah, tapi pembuangan sampah,” terangnya.

Heroe mengungkapkan, peran pemerintah dalam pengelolaan sampah harus dibarengi dengan kerjasama dari masyarakat dan pihak terkait untuk lebih memperhatikan pengelolaan sampah di TPS.

Baca Juga: Dermaga Makin Sempit, DLH Jogja Berharap Penutupan TPA Piyungan Tak Lebih dari 3 Hari

“Kita betul-betul harus mengubah kebiasaan, tidak lagi membuang sampah tapi mengelola sampah. Mindset-nya diubah agar sampah dikelola dengan baik,” ujarnya.

Ia berharap kedepannya akan ada lomba pengelolaan sampah di kelurahan. Dengan begitu masyarakat terlibat dan akan senang mendapatkan penghargaan atas jerih payahnya dalam mengolah sampah di lingkungan mereka.

“Semakin banyak wisatawan semakin banyak sampah. Harapannya bisa membuat sampah menjadi pendapatan,” ujarnya.

Load More