SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman memastikan tidak ada penutupan destinasi wisata di wilayahnya menyusul kenaikan level Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di DIY. Penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat dan penurunan kapasitas masih menjadi pilihan hingga saat ini.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Suparmono menuturkan bahwa memang ada penurunan kapasitas maksimal pengunjung yang datang ke destinasi wisata Bumi Sembada. Jika sebelumnya di PPKM level 2 kapasitas maksimal sudah mencapai 75 persen, kini turun lagi menjadi hanya 25 persen saja.
"Kalau intinya PPKM level 3 ini pariwisata tidak tutup, yang penting itu. Kemudian untuk mengantisipasi penyebaran ya protokol kesehatan harus ketat dan kapasitas hanya 25 persen," kata Suparmono kepada awak media, Kamis (10/2/2022).
Pria yang akrab disapa Pram tersebut menilai bahwa penurunan kapasitas maksimal pengunjung menjadi hanya 25 persen itu tidak akan menjadi masalah. Pasalnya sejak PPKM level 2 pun kunjungan ke destinasi wisata Bumi Sembada belum pernah mencapai batas maksimal.
Baca Juga: PPKM Level 3, Bus Transjakarta dan LRT Hanya Beroperasi Sampai 21.30 WIB
"Kalau fakta kemarin waktu 75 persen itu kunjungan di destinasi jarang mencapai 50 persen. Sangat jarang yang sampai separuh gitu. Maka kalau ini diturunkan pun tidak akan berpengaruh banyak di destinasi," tuturnya.
"Saya rasa tidak masalah kapasitas 25 persen yang penting dijaga agar Covid-19-nya tidak meningkat di destinasi," sambungnya.
Ia meyakini bahwa seluruh pengelola destinasi wisata sudah punya pengalaman dalam menjalankan wisata di tengah pandemi Covid-19 ini. Terlebih sejak dua tahun belakang dengan berbagai aturan yang juga terus diperbarui dan disesuaikan.
Hanya kemudian yang harus diperhatikan adalah penerapan prokes secara disiplin. Didukung dengan pengaktifan lagi satuan tugas (satgas) di masing-masing wilayah atau destinasi wisata.
"Saya yakin teman-teman di destinasi sudah punya pengalaman untuk itu menjaga itu karena udah dua tahun ini belajar. Cuma memang perlu diaktifkan lagi satgasnya protokolnya dijaga, dicek suhu beneran, pakai aplikasi PeduliLindungi," terangnya.
Walaupun, kata Pram, penerapan PeduliLindungi belum bisa dijalankan oleh semua tempat wisata yang ada di Sleman. Hal itu berkaitan dengan proses yang cukup lama dari pemerintah pusat.
"Ya kalau PeduliLindungi kita maunya secepatnya semua mengurus. Cuma masalahnya mengurusnya itu tidak bisa cepat. Mungkin ini persoalan seluruh Indonesia," ucapnya.
Sejauh ini, Pram menyebut masih ada destinasi wisata di masyarakat yang belum bisa mendapatkan akses untuk aplikasi PeduliLindungi. Namun kalau dilihat secara rata-rata untuk usaha jasa pariwisata di kelas menengah ke atas sudah berhasil dilengkapi.
"Desa wisata itu yang belum, kuliner yang kecil-kecil, yang menjamur itu rata-rata ngurus PeduliLindungi memang enggak segera datang. Memang harus menunggu," tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Pram menambahkan untuk lebih memberikan keamanan dan kenyamanan bagi semua pihak di sektor pariwisata para pengelola destinasi wisata pun mulai diberikan vaksinasi booster Covid-19.
"Belum ada angkanya, kita masih ngumpulin. Tapu sudah (dilaksanakan), dengan tagline vaksin booster wisata. Sudah kita laksanakan di Jogjabay dengan target peserta untuk 1.000 dosis," tandasnya.
Diketahui bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu dari tiga daerah aglomerasi yang harus menaikkan level Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). DIY yang sebelumnya menerapkan PPKM Level 2 terpaksa harus kembali naik ke level 3.
Berita Terkait
-
10 Rekomendasi Tempat Wisata Murah di Jogja untuk Liburan Natal 2024
-
Candi Sojiwan, Candi Bercorak Buddha yang Tersembunyi di Prambanan
-
Pantai Sedahan, Panorama Pantai dengan Dua Bukit Hijau Mempesona di Jogja
-
Sport Tourism di Gunungkidul Bergeliat, Beach Run Digagas Jadi Event Tahunan
-
Rute Penerbangan Langsung Ambon Berpotensi Tambah Wisatawan Negeri Seribu Pulau
Terpopuler
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Ragnar Oratmangoen Tak Nyaman: Saya Mau Kembali ke Belanda
- Bagaimana Nih? Alex Pastoor Cabut Sebulan Sebelum Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain
Pilihan
-
Rusuh Persija vs Persib: Puluhan Orang Jadi Korban, 15 Jakmania, 22 Bobotoh
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
Terkini
-
Diduga Keletihan, Kakek Asal Playen Ditemukan Tewas Tertelungkup di Ladang
-
Berhasrat Amankan Tiga Poin, Ini Taktik Arema FC Jelang Hadapi PSS Sleman
-
Para Kepala Daerah Terpilih Jalani Cek Kesehatan Jelang Pelantikan, Kemendagri Ungkap Hasilnya
-
Gali Potensi Buah Lokal, Dinas Pertanian Kulon Progo Gelar Heboh Buah
-
Bawa Celurit di Jalanan, 3 Remaja di Bantul Diamankan Warga