Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Rabu, 16 Februari 2022 | 18:56 WIB
Sepucuk surat yang dituliskan oleh pelaku saat membuang orok di Serambi Masjid Nurudhdholam, Brajan RT 3, Tamantirto, Kasihan, Bantul pada Sabtu (22/1/2022) silam. - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Seorang mahasiswi berinisial AU (21) tega membuang oroknya sendiri yang baru berusia lima bulan di Serambi Masjid Nurudh Dholam, Padukuhan Brajan RT 3, Kalurahan Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul pada Sabtu (22/1/2022) silam. Orok tersebut diletakkan dalam sebuah kardus dan AU sempat menuliskan sebuah surat.

Surat tersebut berbunyi, "Sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih pada siapa pun orang yang menemukan bayiku ini dan mau memandikan, mengkafani, mensalatkan dan menguburnya layaknya orang yang sudah meninggal karena takdir dan mautnya. Saya mengalami keguguran pada usia kandungan hampir lima bulan. Posisinya saya di sini sendirian tidak ada siapa-siapa karena masih menjalankan masa pendidikan.

Suami saya kerja di Kalimantan Barat (Kalbar), dia sedih mendengarnya tapi karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk kami, maka dari itu dia menyarankan pada saya untuk meletakkannya di masjid agar ada orang yang mau mengurusnya.

Bukannya saya tidak ingin bertemu langsung pada siapa pun di masjid ini, hanya saja saya tidak kuat kalau harus melihatnya. Orang yang selama ini saya dan suami saya nantikan malah duluan diambil sama yang kuasa sang pencipta alam semesta ini yang mau mengurusinya. Sekali lagi saya mohon maaf tidak bisa bertemu langsung, semoga amanah dan mendapat balasan surga dari Allah.

Baca Juga: Pembuang Orok di Kasihan Bantul Terungkap, Konsumsi Banyak Obat untuk Gugurkan Kandungan

Saya ucapkan terima kasih banyak. Wassalamualaikum Warahmataullah hiwabarakatuh. Bayi ini aku dan suamiku beri nama Umairah bin Irfan."

Di bagian akhir surat juga tertuliskan sebuah nomor ponsel. Selain itu, juga masih ada secarik kertas yang bertuliskan dimohon untuk membaca isi surat ini terlebih dahulu agar tahu apa yang telah disampaikan dalam surat ini.

Menurut pengakuan AU, ia melakukan aborsi lantaran masih berstatus sebagai mahasiswi di salah satu kampus di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sehingga ia belum mau memiliki bayi sembari jadi mahasiswi.

"Karena masih jadi mahasiswi," katanya singkat sembari menahan air mata dalam jumpa pers di Mapolres Bantul, Rabu (16/2/2022).

Sebelumnya, Kapolres Bantul AKBP Ihsan menjelaskan, AU diamankan di sebuah indekos di Tamantirto, Kasihan, Bantul tiga jam kemudian setelah penemuan orok dalam kardus tersebut.

Baca Juga: Tangisan Dikira Bunyi HP, Warga Bengkalis Temukan Bayi Dibuang di Belakang Kandang Ayam

"AU ditangkap di kosnya pada pukul 23.00 WIB hari itu juga," ujarnya.

Dia menerangkan, saat diamankan di indekosnya, AU dalam kondisi lemah usai menggugurkan oroknya. Selanjutnya ia dibawa ke RS PKU Muhammadiyah guna mendapat perawatan.

"Saat diamankan di kosnya, kondisi pelaku sedang kondisi lemah karena habis melahirkan. Lalu kami bawa yang bersangkutan ke RS PKU Muhammadiyah untuk dilakukan perawatan," ujarnya.

Kemudian pada 26 Januari 2022, AU sudah dinyatakan sembuh oleh pihak rumah sakit. Kemudian dilakukan penangkapan dan dibawa ke Polres Bantul untuk diperiksa.

"Setelah dia sudah sembuh kami periksa," katanya.

Dari pengakuan tersangka, ia menggugurkan oroknya dengan cara mengonsumsi berbagai jenis obat yang dibeli secara online di market place. Adapun jenis obat-obatan yang disita yakni 2 strip antimo, 5 kaplet sangobion, 6 kaplet Tifestan forte asam mefenamat, 3 kaplet procold, 4 tablet ondansetron hcl dihydrate, 3 tablet betahistine mesylate, 3 tablet flunarizine, 4 kaplet herbal khusus wanita mereka Tuntas warna coklat.

"Lalu ada 5 tablet Pyrexin paracetamol warna putih, 5 tablet anvomer B6, 1 bungkus pil sakit perut, 1 botol betadine, 5 tablet domperidone maleate.
Kami amankan cukup banyak barang bukti terkait perbuatan aborsi tersebut," terangnya.

Selain itu barang bukti yang diamankan yakni sebuah kantong plastik, sehelai kain warna putih, sebuah tas, 2 lembar kertas yang bertuliskan sebuah pesan, sebuah buku yasin, 2 lembar uang pecahan Rp50.000, sehelai kain jarik, sebauh seprai warna pink, sebuah HP merek Oppo A74, 3 buah pipet berbahan kaca, sebuah sendok, dua bungkus plastik klip, dan 10 bungkus kosong tablet Misoprostol.

Load More