Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 20 Februari 2022 | 14:41 WIB
Kondisi eks Hotel Mutiara, dijadikan isoter bagi pasien Covid-19. (Kontributor SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Pemda akhirnya kembali mengizinkan hotel-hotel dan universitas serta pihak swasta di DIY untuk membuka layanan isolasi mandiri bagi pasien COVID-19. Hal ini menyusul mulai penuhnya isolasi terpusat (isoter) milik propinsi maupun kabupaten/kota akibat tingginya kasus COVID-19 di DIY yang lebih dari 1.000 kasus baru per hari.

Bahkan saat ini tingkat keterisian isoter lebih dari 50 persen. Dari 12 isoter dengan total kapasitas sebanyak 989 tempat tidur sudah terisi 580 pasien pada Sabtu (19/02/2022) kemarin.

"Ya isoter kita beberapa sudah penuh. Beberapa hotel dibuka untuk melayani masyarakat isoman. Hotel mengajukan diri baru satu," ungkap Sekda DIY, Baskara Aji, Minggu (20/2/2022).

Aji menyebutkan, eks Hotel Mutiara saat ini sudah dipenuhi pasien COVID-19, terutama para pelaku perjalanan yang dinyatakan positif. Kondisi serupa juga terjadi di Asrama Haji di Sleman serta Rusunawa Gemawang di Kota Yogyakarta.

Baca Juga: Pasien Covid-19 di DIY Tambah 1.633 Kasus, 1.228 Orang Terindikasi Omicron

Untuk hotel, hingga saat ini baru satu hotel yang membuka layanan isolasi. Sebut saja Hotel Grand Cokro yang menyiapkan 78 kamar untuk isoman.

"Dari 78 kamar yang isiapkan, ada sekitar 13 pasien sempat menempati," ujarnya.

Namun berbeda dari isoter yang dikelola propinsi dan kabupaten/kota, menurut Aji, layanan isoman di hotel ataidak gratis. Pemda tidak menanggung pembiayaan pasien selama isoman.

Sejumlah isoter swasta yang memberlakukan pembiayaan untuk isoman antara lain Shelter Unisa di Sleman serta Shelter Gose di RS PKU Muhammadiyah Bantul.

"Pihak swasta yang mau membuka shalter dipersilahkan, sampaikan ke kami untuk dijadikan isoter," tandasnya.

Baca Juga: Lebih dari 4.600 Pasien Covid-19 di DIY Isoman, Enam Orang Meninggal Dunia

Aji menambahkan, selain pihak swasta, Pemda meminta kalurahan dan desa untuk kembali mengaktifkan shelter. Aji mencatat ada sekitar 169 shelter tingkat kalurahan di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo. Namun pemanfaatan shelter-shelter masih minim sekitar 5 pasien per Sabtu (19/2/2022) kemarin.

Padahal kapasitasnya lumayan banyak. Mulai dari 5 kamar hingga 30 kamar di kalurahan dan desa.

"Karena itu kita minta kalurahan untuk mengaktifkan yang dulu juga sempat dimanfaatkan sebagai selter," paparnya.

Secara terpisah Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengaku pihaknya belum mendapat instruksidari Pemda DIY untuk pemanfaatan kembali hotel sebagai shelter. Pihakya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, BNPB, Dispar dan Dinsos.

"Kan ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi," ungkapnya.

Deddy menambahkan, PHRI belum mendapatkan informasi pengelola hotel yang mengadakan layanan isoman karena tak adanya arahan langsung. Namun hotel yang membuka layanan isoman harus memenuhi persyaratan.

"Kalau sudah dapat informasi dari Pemda [terkait shelter], mungkin mereka sudah sesuai dengan prosedur hanya belum melapor kepada kita," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More