SuaraJogja.id - Akademisi Sosiologi dan Politik, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Munawar Ahmad, memberi komentar atas polemik 'gonggongan anjing' yang dinyatakan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan selanjutnya viral di tengah khalayak.
Munawar mengatakan, 'Gus Menteri' merupakan putra pesantren, yang kental dengan epistemologi pesantren.
Selain itu, ia punya latar belakang sebagai putra dari Muhammad Cholil Bisri, pengasuh di Pesantren Raudlatut Thalibin. Serta cucu dari Bisri Mustofa bin Zaenal Mustofa dan Nyai Ma’rufah binti Cholil Harun Kasingan, Rembang.
"Latar belakang inilah yang menurut saya, menjadi konstruksi cara menalar Gus Menteri saat memberi qiyasi atau perumpamaan tentang suara yang mengganggu, yakni nalar qiyasi/analogi," ungkap Munawar, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/2/2022).
Baca Juga: Taqy Malik Beri Komentar Pedas Soal Masalah Suara Azan: Itu Setan Apa Manusia?
Dalam ilmu logika, Munawar menjelaskan, jika penalaran analogi tersebut mempunyai sisi yang menyebabkan kesalahan penyimpulan.
Pertama, tergesa-gesa. Yaitu terlalu cepat menarik konklusi, sedangkan fakta-fakta yang dijadikan dasarnya tidak cukup mendukung konklusi itu dan sensitif.
Kedua, kecerobohan. Kesimpulan yang ceroboh terjadi karena mengabaikan adanya faktor-faktor analogi yang penting, yakni terjebak pada subjek bukan pada konteks.
Ketiga, prasangka. Prasangka membuat orang tidak mengindahkan fakta-fakta yang tidak cocok dengan konklusi.
"Selanjutnya yang keempat, memaksa. Menjadikan ide agar terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan ide lain, yang sesungguhnya tidak mempunyai hubungan dengan ide yang pertama tadi," tuturnya.
Munawar menambahkan, sebagai catatan kritis, melihat respon yang cepat dan cenderung emosional atas suara adzan ini, mencerminkan sebuah tes qiyasi di ruang politik.
"Guna intropeksi diri atas tingkat kecerdasan berqiyasi tanpa prasangka kita dalam ruang moderasi," tuturnya.
Pada titik inilah, Menteri Agama menempatkan posisi sebagai penegak suasana moderasi di Indonesia.
"Jadi jika polemik ini berujung lebih jauh dari maksudnya, artinya kita sedang menempatkan diri pada tingkat kecerdasan beragama sekaligus sikap bermoderasi kita yang rendah," jelasnya.
"Sudah layakkah Indonesia mempertahankan diri sebagai negara santun?," ucapnya.
Sebelumnya, tagar #adzanmenag menjadi urutan atas media sosial. Hal tersebut dipicu oleh cuplikan berita saat Menteri Agama, di sela-sela kunjungan kerjanya di Pekanbaru, Riau, Rabu (23/2/2022) merespons pertanyaan pewarta soal Surat Edaran (SE) Menag yang mengatur penggunaan pelantang di masjid dan musala.
Kala itu, Menteri Agama membandingkan suara pelantang yang berkali-kali menjadi media mengumandangkan adzan, dengan gonggongan anjing yang mengganggu hidup bertetangga.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Yayasan AHM Latih Mahasiswa UIN SUKA Jadi Agen Safety Riding
-
Sambut Hari Difabel Dunia, AHM Gandeng UIN SUKA Tingkatkan Kemandirian Ekonomi Penyandang Disabilitas di Jateng
-
Melalui BUMP, Kemenag Jadikan Pesantren Jadi Lebih Sejahtera
-
Menag Yaqut Lagi-lagi Bolos Rapat Haji 2024 di DPR, Kali Ini Ngaku Kehabisan Tiket Pesawat
-
DPR Bentuk Pansus Haji, Elektabilitas Menag Yaqut Terancam?
Tag
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
Terkini
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada
-
Miris, Pasar Godean Baru Diresmikan Jokowi, Bupati Sleman Temukan Banyak Atap Bocor
-
Kawasan Malioboro Dikeluhkan Bau Pesing, Begini Respon Pemkot Kota Yogyakarta
-
Arus Balik Melandai, Tol Tamanmartani Resmi Ditutup, Polda DIY Imbau Pemudik Lakukan Ini