SuaraJogja.id - Seorang mahasiswa India tewas dalam serangan roket di kota Kharkiv, Ukraina. Sehari setelahnya, Rabu (2/3/2022), kelompok oposisi di India menekan pemerintah untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
India belum mengkritik negara pemasok senjata mereka itu secara terbuka, selain mendesak kedua pihak yang bertikai untuk menghentikan perang. Sikap India itu membuat frustrasi di antara sekutu-sekutu dekatnya, termasuk Amerika Serikat.
Ribuan pelajar India masih terjebak di Ukraina, memicu seruan kepada pemerintah untuk menekan Rusia agar membantu upaya evakuasi.
"Pemerintah India harus menghentikan tindakan keseimbangan secara verbal dan secara tegas meminta agar Rusia menghentikan segera pengeboman kota-kota penting di Ukraina," kata P. Chidambaram, anggota parlemen dari partai oposisi Kongres, di Twitter.
Baca Juga: Protes Invasi Rusia, Patung Lilin Presiden Vladimir Putin di Museum Grevin Dipindahkan ke Gudang
India abstain dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB yang mengutuk invasi Rusia pekan lalu, meskipun akhir-akhir telah berubah sikap secara halus.
Perdana Menteri Narendra Modi "menekankan pentingnya menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara-negara" saat berbicara lewat panggilan telepon dengan Presiden Polandia Andrzej Duda, menurut pernyataan kementerian luar negeri India, Selasa malam.
India secara diam-diam mengambil sikap kritis dengan Presiden Rusia Putin, kata seorang sumber di kemlu India.
Rusia telah lama mendukung India secara internasional pada sejumlah isu penting, termasuk Kashmir, wilayah yang dipersengketakan oleh India, Pakistan dan China. Rusia juga menjadi pemasok utama peralatan militer India.
New Delhi selama beberapa dekade telah berupaya mengurangi ketergantungan pada senjata buatan Rusia, sambil menjaga hubungan dekatnya, untuk mencegah Rusia lebih mendekat ke rivalnya di Asia, China.
Baca Juga: Sebanyak 70 Warga Jepang Daftarkan Diri untuk Ikut Perang ke Ukraina
"India semakin tidak nyaman dengan posisi yang diambil Rusia, tapi sangat sulit untuk menyuarakannya secara terbuka," kata Harsh Pant, analis pertahanan dan geopolitik di Observer Research Foundation, New Delhi.
Sekitar 60 persen peralatan militer India adalah buatan Rusia dan hubungannya dengan Moskow penting untuk memelihara peralatan dan ketersediaan suku cadang, kata Pant. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Seganteng City, Lebih Murah dari Brio: Intip Pesona Honda Amaze Generasi Terbaru
-
Cerita Atiqah Hasiholan Jadi Ibu-Ibu Gila Bollywoood di Film Melukis Harapan di Langit India
-
Komentar Elon Musk tentang PM Kanada Justin Trudeau Picu Respons Hangat dari Warga India
-
Donald Trump Tunjuk Mike Waltz Jadi Penasihat Keamanan Nasional
-
3 Film India Dibintangi Anupam Kher yang Tayang 2024, Terbaru Ada Vijay 69
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- Profil Lex Wu: Tantang Ivan Sugianto Duel usai Paksa Anak SMA Menggonggong
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
Pilihan
-
Emiten Leasing Boy Thohir PHK Ribuan Pekerja dan Tutup Kantor
-
Prediksi Robby Darwis: Timnas Indonesia vs Jepang, Kevin Diks Jadi Kunci?
-
Nilai Tukar Rupiah Merosot Pagi Ini Jelang Rilis Neraca Perdagangan
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
Pemerintah Mau Hapus BPHTB Hingga Permudah Izin Pembangunan
Terkini
-
Terjadi Aksi Pembacokan di Jambusari Sleman, Polisi Amankan Lima Orang Terduga Pelaku
-
Jumlah Nelayan Meninggal Saat Melaut Semakin Banyak, DKP Sebut Tak Ada yang Tercover Asuransi
-
Resmi Beroperasi, TPST Modalan Ditarget Bisa Mengelola Sampah Warga Bantul hingga 60 Ton Sehari
-
Tanah Kasultanan Berstatus HGB, Sri Sultan HB X Angkat Bicara Soal Gugatan ke PT KAI
-
Gegara Emak-emak, KA Kahuripan Terlambat Berangkat di Stasiun Lempuyangan