SuaraJogja.id - Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti meminta agar PTM di jenjang SD dan SMP di Kota Jogja diberlakukan lagi pada Senin (7/3/2022). Saat ini PTM di sekolah-sekolah dihentikan dan diganti dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Sebelumnya Disdikpora Kota Yogyakarta akan memperpanjang PJJ hingga pekan depan. Mengingat kasus penularan Covid-19 masih terjadi di lingkungan sekolah.
"Harus dievaluasi selama pekan ini. Saya akan datangi sekolah (SD dan SMP) yang hingga Senin belum membuka PTM, kita datangi. Kita akan lihat datanya, kalau memang prokes dan tidak ada penularan, ya (sekolah) buka," ujar Haryadi kepada wartawan, Sabtu (5/3/2022).
Ia menjelaskan bahwa dengan evaluasi itu sekolah harus bisa melengkapi fasilitas sekolah dalam pencegahan Covid-19.
Baca Juga: PTM Digelar Tak Konsisten, Disdikpora Jogja Sebut Ada Penurunan Kualitas Pendidikan
"Tentu kami akan evaluasi di sekolah yang sampai Senin nanti masih menyetop PTM-nya. Kita sudah memberi waktu untuk melengkapi prokes," ujarnya.
Haryadi menjelaskan bahwa penghentian PTM, bukan berarti tidak ada upaya dalam pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah. Evaluasi itu penting untuk memastikan keamanan siswa ketika belajar
"Berhenti tidak cuma kosong. Bagaimana kesiapan mereka, kalau sudah siap sudah didesinfeksi, prokes sudah dijalankan mulai dari cek suhu cuci tangan, kemudian ada Pedulilindungi scan barcode, ya jalankan. Kita menyetop untuk itu," terang dia.
Namun kata Haryadi, ketika di sekolah tertentu masih terdapat penularan Covid-19, pengelola sekoalah wajib menyetop PTM dan melakukan PJJ.
Kepala Disdikpora Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori mengatakan kondisi sebaran Covid-19 di Jogja masih meningkat. Meski akan dievaluasi, kegiatan PTM akan diperpanjang lagi.
Baca Juga: Sekolah di Kota Tangerang Mulai PTM 7 Maret, Ini Syarat-syaratnya
"Kami lihat pekan depan seperti apa, sampai hari ini di Jogja untuk SD, SMP daring total. Kami evaluasi sampai hari Senin, dari data yang ada PJJ kemungkinan akan kami teruskan ini," ujar Budi dihubungi wartawan.
Ia menjelaskan, bahwa kondisi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah masih terjadi. Beberapa tracing dilakukan dan hasilnya beberapa guru terkonfirmasi Covid-19.
"Ada datanya, kami update terus, barusan saya tandatangani guru-guru yang isoman di atas 20 orang. Jumlah itu dari jenjang TK, SD dan SMP," terang Budi.
Berita Terkait
-
Prediksi Besaran Upah Minimum Jogja 2025 dan Tanggal Penetapannya
-
Arjuna Apartment Dukung Ngayogjazz, Sinergikan Budaya Lokal dan Modernitas
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Kronologi 'Nyuwun Sewu' Keraton Jogja Gugat PT KAI Seribu Perak
-
Candi Sojiwan, Candi Bercorak Buddha yang Tersembunyi di Prambanan
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Aliansi Mahasiswa Paser Desak Usut Percobaan Pembunuhan dan Stop Hauling Batu Bara
-
Bimtek Rp 162 Miliar, Akmal Malik Minta Pengawasan DPRD Terkait Anggaran di Bontang
-
Satu Orang Tarik Pinjaman Rp330 Miliar dengan 279 KTP di Pinjol KoinWorks
Terkini
-
Viral Video Truk Buang Sampah Ilegal di Hutan Gunungkidul, WALHI Desak Pemda DIY Bertindak
-
Timses Pede Heroe-Pena Menang Pilkada Yogyakarta, Target 40 Persen Suara Terkunci
-
Mary Jane Bisa Kumpul Keluarga, Buat Pesan Menyentuh sebelum Keluar dari Lapas Jogja
-
Menteri LH Marah soal Sampah, 5 Truk dari Jogja Tertangkap Basah Buang Limbah di Gunungkidul
-
Anggaran Sampah Jogja Terungkap, hanya 40 Persen dari Rp96 Miliar untuk Atasi Timbunan