SuaraJogja.id - Harga gas LPG nonsubsidi resmi naik per 1 Maret 2022. Untuk gas LPG ukuran 12 kilogram (kg) dijual dengan harga Rp190 ribu dan ukuran 5,5 kg Rp90.000.
Padahal pada Desember 2021 lalu harga gas LPG nonsubsidi telah naik. Dengan demikian, belum genap empat bulan, Pertamina sudah melakukan dua kali penyesuaian gas LPG nonsubsidi.
Kenaikan harga gas LPG nonsubsidi dikhawatirkan membuat masyarakat beralih menggunakan gas LPG subsidi. Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Pertimbangan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Siswanto tak menampik hal itu bisa terjadi.
"Kalau hal itu bisa saja terjadi (masyarakat beralih ke gas subsidi)," kata Siswanto, Senin (7/3/2022).
Dia menyampaikan bahwa ia tidak bisa melarang yang akan beralih ke gas subsidi. Pasalnya, Hiswana Migas DIY merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah.
"Kami hanya kepanjangan tangan dari pemerintah, mau tidak mau kami harus menyalurkan gas subsidi ke masyarakat yang berhak," ujarnya.
Kendati demikian, yang jadi persoalan saat masyarakat beralih memakai gas elpiji adalah peruntukannya.
"Permasalahannya sekarang masyarakat yang berhak penggunaannya benar atau tidak, artinya apakah ada penyelewengan," papar dia.
Selain itu, diakuinya jika masyarakat kaget dengan kenaikan gas LPG nonsubsidi dalam rentang waktu yang relatif singkat. Untuk itu, ia berpesan agar hal ini disikapi dengan kepala dingin.
Baca Juga: Harga Gas LPG Naik Lagi, Pengusaha Kuliner di Banjarnegara Nekat Pakai Gas Bersubsidi 3 Kilogram
"Sekarang masyarakat masih kaget karena naik dua kali, kemarin baru naik kok sekarang naik lagi, banyak yang mengeluh. Hal seperti ini perlu disikapi dengan kepala dingin," ujarnya.
Siswanto beranggapan bila situasi semacam ini terjadi secara global. Artinya, kenaikan harga gas tidak hanya terjadi di Indonesia.
"Bukan hanya negara Indonesia saja yang merasakan naiknya harga gas tapi di negara lain juga karena perang antara Rusia dan Ukraina. Khususnya kebutuhan BBM, sedangkan LPG juga bahannya masih dari BBM," tambahnya.
Berita Terkait
-
Harga Gas LPG Naik Lagi, Pengusaha Kuliner di Banjarnegara Nekat Pakai Gas Bersubsidi 3 Kilogram
-
Pedagang Mengeluh, Harga Gas LPG Non-subsidi di Kepri Melambung, Naik Sampai Rp30 Ribu
-
Harga LPG Non Subsidi Kini Resmi Rp205 Ribu, Penjual Pasrah Sepi Pembeli
-
Harga Gas LPG Nonsubsidi Kian Mahal, Pengusaha Roti Keluhkan Ongkos Produksi Bengkak
-
Rakyat Makin Menjerit, Setelah Minyak Goreng dan Kedelai, Harga Gas Nonsubsidi Ikutan Naik
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Warisan Leluhur di Tangan Anak Muda: Bagaimana Bantul Bangkitkan Pariwisata Budaya?
-
Bupati Sleman Janji Bonus Atlet Porda 2025 Lebih Besar dari Tahun Lalu
-
Dari Sampah Berubah Berkah: Hotel Tentrem Jogja Sulap Limbah Organik jadi Pupuk Cair
-
Danais DIY Triliunan Sia-Sia? Aliansi Gerakan Nasional Minta UU Keistimewaan Dihapus, Ini Alasannya
-
Diskominfo Sleman Gandeng Polisi Usut Peretasan CCTV Kronggahan Berunsur Provokatif