SuaraJogja.id - Terungkapnya pabrik dan home industry pemalsuan kapur Ajaib Bagus di Sukoharjo, Jawa Tengah mendapat apresiasi dari PT Bagus Intikarya Properti. Kasus pemalsuan itu disebutkan sudah terjadi cukup lama sekitar 8 tahun.
Direktur Operasi PT Bagus, Rudiyanto mengatakan perusahaan sudah merugi sekitar Rp2,8 miliar setiap bulan secara nasional.
"Sudah sekitar 8 tahun kasus pemalsuan ini terjadi. Kita merugi lebih kurang Rp2,8 miliar secara nasional itu, jadi memang kita sering dapat komplain, semutnya itu tidak mati. Tapi malah lewat saja, kalau yang asli semut mabok, ini masyarakat juga dirugikan," kata Rudiyanto ditemui usai konferensi pers di Mapolresta Yogyakarta, Rabu (16/3/2022).
Rudiyanto mengatakan, selama 8 tahun memang sudah ada penangkapan kepada pengedar kapur palsu itu. Namun baru hari ini pabrik pembuatnya ditemukan di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Baca Juga: Pemalsu Kapur Ajaib Bagus Belajar dari Saudara, sejak 2019 Sebulan Raup Jutaan
"Akhirnya dapur (pabrik pembuat) ini bisa ditemukan. Tapi kami yakin tidak hanya di Sukoharjo saja, di tempat lain mungkin ada dan kami akan melakukan tindakan hukum terus menerus," terang dia.
PT Bagus Inti karya Properti sudah memberikan sosialisasi ke distributor yang tersebar di Indonesia. Terutama cara membedakan mana kapur Ajaib Bagus yang asli dan palsu.
"Kalau asli, kapur milik kami itu berwarna agak pink, kalau palsu lebih berwarna merah. Kapur palsu itu mereka menggunakan kapur tulis yang dicelupkan insektisida berbeda dari kami yang dibuat dari bahan insektisida," katanya.
Di sisi lain perbedaan asli dan palsu juga terlihat dari logo supebrand berwarna keemasan. Dimana kapur asli berwarna lebih cerah, sedangkan yang palsu lebih pudar.
Terpisah, pelaku TV (40) telah mendistribusikan kapur palsunya ke Jakarta, Medan dan Jogja serta sekitaran Jawa Timur. Pelaku beroperasi sudah sejak 2019.
Baca Juga: Palsukan Kapur Ajaib Bagus dengan Insektisida, Pelaku Diamankan Saat Beli Bahan Baku di Bojonegoro
Dalam menjual satu karton kapur Ajaib Bagus palsunya, TV menjual dengan harga lebih murah. Selisihnya mencapai Rp500 ribu.
Berita Terkait
-
Kepala Desa Segarajaya Jadi Tersangka Pemalsuan 93 SHM Pagar Laut Bekasi, Begini Modusnya
-
Skandal Pemalsuan Sertifikat di Desa Kohod Mengarah ke Korupsi, Kejagung Desak Ini ke Bareskrim
-
Elnusa Buka Suara Usai Kasus Pemalsuan BBM di Medan
-
DPR Curiga Ada Dugaan Pemalsuan Putusan dalam Perkara Alex Denni
-
Bareskrim Polri Amankan Arsin Cs, Cegah Upaya Kabur dan Hilangkan Barang Bukti
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
-
Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo
Terkini
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu
-
Pengukuran 14 Rumah di Lempuyangan Batal, Warga Pasang Badan
-
Dari Tenun Tradisional ke Omzet Ratusan Juta: Berikut Kisah Inspiratif Perempuan Tapanuli Utara