SuaraJogja.id - Perhelatan Group of Twenty atau G20 segera dimulai. Selain di DIY, pertemuan bilateral 19 negara juga digelar di Bali dan DKI Jakarta.
Sebagai tuan rumah untuk pertama kalinya, pertemuan G20 di Indonesia diharapkan tidak menjadi momen elitis. Atau bahkan menjadi ajang hajatan kementerian belaka agar hasil dari pertemuan antarnegara tersebut dapat lebih bermanfaat dan bermakna.
"Harusnya G20 menjadi arena untuk diskusi tentang bagaimana men-drive agenda Indonesia," ujar Dosen Fisipol UGM, Lukman-nul Hakim di Yogyakarta, Rabu (16/03/2022).
Menurut Lukman, G20 memang merupakan capaian penting bagi Indonesia. Namun yang lebih penting adalah apa yang bisa dilakukan Indonesia dalam momen tersebut untuk berperan dalm tata kelola dunia global agar menjadi lebaik baik.
Baca Juga: Rapat DPR Sering Diwarnai Pengusiran Tamu, Dekan Fisipol UGM Sarankan Ubah Mekanisme
Misalnya dalam isu perubahan iklim yang dihadapi banyak negara. Harus ada upaya kolaboratif antarnegara dalam mengatasi dampak perubahan iklim.
Atau isu peperangan antara Rusia dan Ukraina yang berdampak luas. Konflik kedua negara tersebut tidak hanya berdampak krisis ekonomi namun juga sektor lain.
"Bagaimana pertemuan [G20] bisa mengatasi masalah suplai barang dan krisis kemanusiaan," tandasnya.
Sementara di sektor kesehatan, pertemuan kali ini harus menjadi branding recovery tentang tata kelola kesehatan di dunia. Tata kelola kesehatan pada masa pandemi sangatlah penting.
Selama dua tahun, pandemi berdampak tak hanya pada kesehatan manusia tetapi juga hampir semua aspek sosial-ekonomi masyarakat di dunia. Melambatnya kegiatan ekonomi dan pertumbuhan, ketimpangan akses terhadap kesehatan dan vaksin, dan pemulihan ekonomi pasca-pandemi adalah sebagian dari problem besar yang dihadapi dunia saat ini.
Baca Juga: Dekan Fisipol UGM Kenang Prof Yahya Muhaimin: Almarhum Adalah Akademisi Paling Unggul
Sebab pasca pandemi, krisis fasilitas kesehatan di banyak negara terjadi. Bahkan banyak negara kolaps akibat krisis kesehatan akibat virus ini.
Contohnya ketersediaan vaksinasi COVID-19 yang tidak merata di seluruh dunia. Banyak negara yang egois dalam menyediakan vaksin bagi negaranya masing-masing.
"Di saat situasi pandemi, perlu adanya kolaborasi internasional yang masif karena kecenderungan yang terlihat saat ini banyak negara menunjukkan ego masig masing, terutama vaksin. Tidak semua negara bisa megakses vaksin dengan mudah. Misalnya saja di Afrika yang lebih mahal vaksin dibanding negara lainnya. Pandemi menjadi momen peting memikikan tata kelola kesehatan yang lebih berkemanusiaan," tandasnya.
Secara terpisah Sekda DIY, Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, pertemuan G20 di DIY dimulai pada Rabu Malam. Dari undangan 200 delegasi 19 negara, hanya 27 delegasi yang datang secara luring.
"Sedangkan delegasi lainnya ikut pertemuan secara daring," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Siap Sambut Delegasi Presidensi G20 Indonesia 2022, Ini Lokasi yang Disiapkan PT TWC
-
Menaker Ida Fauziyah Minta Kadin Ikut Sukseskan Perhelatan G20
-
Pakai Jaket G20, Presiden Jokowi Lepas Para Pebalap MotoGP Konvoi ke Bundaran HI
-
Bersejarah, Presidensi G20 Indonesia Diklaim Tentukan Arah Perkembangan Ekonomi Digital Dunia
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
Terkini
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?
-
Jemaah Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf Ungkap Penyebab Calon Haji Terlantar di Arafah
-
Beda dari Tahun Lalu, Ini Alasan Grebeg Besar 2025 Yogyakarta Lebih Tertib dan Berkah
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi