Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 25 Maret 2022 | 11:59 WIB
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi memberikan paparan kepada 44 pendamping PKH di Ruang Bima kompleks Balai Kota Yogyakarta, Kamis (24/3/2022). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi meminta kepada 44 pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) memotivasi keluarga yang menerima bantuan dari program tersebut lebih mandiri. Ia berharap agar keluarga penerima manfaat tidak kecanduan mendapat bantuan. 

"Tujuan PKH ini kan warga penerima manfaat bisa mentas (lulus) dari status kemiskinan. Jadi tugas pendamping inilah yang memotivasi mereka agar lebih mandiri dan tidak bergantung lagi (menerima bantuan)," kata Heroe saat memberi paparan di Ruang Bima, kompleks Balai Kota Yogyakarta, Kamis (24/3/2022). 

Heroe menjelaskan bahwa penerima manfaat ini merupakan warga yang perlu diyakinkan agar berani hidup mandiri. Dirinya tak menampik ketika warga setiap bulannya diberi bantuan, akan muncul candu dan takut dengan masa depannya. 

"Maka pendamping ini wajib menjalin komunikasi yang baik dan menyampaikan kepercayaan diri penerima manfaat agar berani menjadi mandiri. Bantuan ini tidak selamanya diberikan, maka jangan diberikan harapan untuk terus mendapat bantuan," katanya. 

Baca Juga: Kunjungi Keraton Yogyakarta, Delegasi G20 Disuguh Lukisan Maestro Raden Saleh hingga Bir Jawa

Heroe mengaku dari laporan Koordinator PKH, beberapa warga berhasil didorong untuk mengubah status keluarga harapan menjadi keluarga mandiri. 

"Bahkan di situasi pandemi Covid-19 pun ada keluarga penerima manfaat ini yang sudah mandiri. Artinya warga ini memaksimalkan betul bantuan untuk mempercepat proses kemandiriannya," kata dia. 

Terpisah Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, Maryustion menerangkan bahwa tren warga yang lulus dari PKH di Kota Jogja meningkat di Tahun 2021.

"Artinya di situ dibaca tingkat kesejahteraan, tingkat kesadaran masyarakat itu tidak melihat bahwa bantuan ini menjadikan candu bagi mereka. Jadi pemberian bantuan ini ada batasnya," ujar Maryustion. 

Ke depan pihaknya terus meningkatkan kualitas dan strategi tiap pendamping untuk memberikan arahan yang baik kepada warga penerima manfaat. 

Baca Juga: Minyak Goreng Curah di Kota Yogyakarta Mulai Langka, Wiwik Terpaksa Mandeg Jualan Gorengan

"Sehingga angka kemiskinan itu bisa berkurang dan kualitas warga Jogja untuk hidup mandiri semakin baik dan tak kecanduan bantuan," kata dia.

Load More