Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Minggu, 27 Maret 2022 | 19:53 WIB
Seorang pesepeda asal Sukoharjo meninggal saat berusaha menaklukkan rute tanjakan menuju ke Embung Sriten di Kapanewon Nglipar, Minggu (27/3/2022). - (SuaraJogja.id/HO-RAPI)

SuaraJogja.id - Seorang pesepeda asal Sukoharjo meninggal saat berusaha menaklukkan rute tanjakan menuju ke Embung Sriten di Kapanewon Nglipar. Embung Sriten merupakan embung tertinggi di Gunungkidul karena berada di ketinggian 869 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Bangun Suparjiono (56), warga Perum Sri Sejahtera, Desa Kenep, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, ditemukan meninggal dunia pada Minggu (27/03/2022) siang. Dia ditemukan meninggal di tepi jalan Pilangrejo-Embung Sriten, Padukuhan Ngangkruk, Kalurahan Pilangrejo, Kapanewon Nglipar Minggu siang.

"Dia meninggal dunia saat tengah bersepeda bersama dengan teman komunitasnya," ujar Kapolsek Nglipar AKP Hanung, Minggu

Kapolsek mengatakan, Bangun Sujiono ditemukan pertama kali oleh Yudi Siswanto anggota RAPI Gunungkidul. Sekitar pukul 11.00 WIB Yudi bersama rekannya hendak menuju embung Sriten, di tengah jalan Yudi mendapati seseorang tergeletak di pinggir jalan dengan posisi tidak sadarkan diri dan masih menggunakan helm balap.

Baca Juga: Sesosok Mayat Terluka Ditemukan di Tepi Sungai Oya, Polisi Terpaksa Kubur Jasadnya Meski Identitas Belum Ditemukan

Korban pada saat itu menggunakan kaos lengan panjang yang bertuliskan Gowes Badak Senja Sukoharjo. Sehingga ini memudahkan anggota RAPI dalam mencari rombongan lainnya. Mereka kemudian bergerak ke atas yaitu jalur embung sriten dan benar adanya terdapat rombongan pesepeda dari Sukoharjo.

"Mereka kemudian kembali turun untuk memastikan kondisi salah satu anggota pesepeda yang ditemukan tergeletak. Sesampainya disana kembali dicek, dan memang sudah dalam kondisi meninggal dunia," kata Kapolsek saat dikonfirmasi.

Selanjutnya anggota RAPI menghubungi kepolisian dan PMI untuk mengevakuasi korban dan dilakukan pemeriksaan kondisi jenazah di RSUD Wonosari. Tidak ditemukan adanya unsur kekerasan oada tubuh Bangun yang dikenal sebagai guru Pencak Silat. Diduga korban meninggal dunia karena serangan jantung.

"Hasil identifikasi medis menyatakan bahwa tubuh korban sudah kaku dan sudah henti nafas seberapa saat sebelum ditemukan," jelas dia.

Berdasarkan pengumpulan keterangan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, Bangun memiliki riwayat penyakit jantung. Kemungkinan saat bersepeda penyakitnya kambuh. Pada saat ditemukan posisi sepeda berada di pinggir berdekatan dengan tubuhnya dan distandarkan.

Baca Juga: Baru Dibangun 4 Tahun Lalu, Plafon TK ABA di Saptosari Ambrol

Kontributor : Julianto

Load More