SuaraJogja.id - Paguyuban Pendorong Gerobak Malioboro (PPGM) kembali memperjuangkan nasib mereka. Senin (28/3/2022) ini mereka mendatangi kompleks Balai Kota, Yogyakarta. Mereka tetap meminta pemerintah memberi lapak untuk berdagang di Teras Malioboro.
Ketua PPGM, Kuat Suparjono menuturkan kehadiran mereka kembali mempertanyakan nasib mereka yang masih menggantung paska relokasi pedagang kaki lima (PKL) Malioboro. Mereka adalah pihak yang tercecer karena tidak diakomodir dalam relokasi PKL Malioboro.
"Kami sudah kehilangan mata pencaharian. Padahal itu satu-satunya sumber pendapatan kami,"terang dia, Senin.
Kehadiran mereka kali ini bukan kali yang pertama karena sebelumnya sudah beberapa kali melakukan audiensi.
Sebelumnya mereka telah menemui DPRD DIY, DPRD Kota Yogyakarta hingga Sekda Kota Yogyakarta. Namun sampai saat ini belum ada kejelasan.
Mereka tetap meminta kepada pemerintah untuk menyediakan lapak di Teras Malioboro. Harapannya dengan lapak tersebut mereka dapat menyambung hidup. Sejak tak bisa mendorong gerobak, mereka tidak mendapat pemasukan sama sekali.
"Kami hanya mengharap belas kasihan saja dari orang lain,"papar dia.
Nantinya berapapun lapak yang akan diberikan oleh pemerintah, akan mereka terima. Meskipun sejatinya anggota mereka saat ini ada 29 orang dan harus menanggung beban hidup keluarga. Untuk mencari pekerjaan lain, mereka mengaku kesulitan.
Sebagian dari mereka sebenarnya sudah ada yang mendapatkan pekerjaan namun belum rutin. Mereka hanya mendapatkan pekerjaan serabutan order dari tetangga untuk mengerjakan sesuatu. Dan rupanya pun belum bisa mencukupi kebutuhan mereka.
"Kami tetap meminta disediakan lapak. Berapapun nanti yang diberikan akan kami kelola bersama-sama,"tambahnya.
Ia menambahkan dalam pertemuan sebelumnya pemerintah sempat memunculkan wacana akan mempekerjakan mereka menjadi petugas kebersihan di kawasan Malioboro. Namun mereka meminta kejelasan terlebih dahulu terkait dengan tawaran dari pemerintah tersebut.
"Kita lihat tawaran seperti apa dulu (petugas kebersihan) itu,"tuturnya.
Mereka akan menerima tawaran tersebut jika opsi yang diberikan adalah menjadi karyawan tetap bukan tenaga kontrak ataupun sekedar honorer. Pasalnya sejak mereka tidak bisa lagi mendorong gerobak di kawasan Malioboro secara otomatis mereka kehilangan pendapatan.
Ketika menjadi karyawan tetap meskipun petugas kebersihan namun hal tersebut bisa menjadi pemasukan rutin mereka. Karena paska kehilangan pekerjaan tersebut, mereka tidak bisa menghidupi keluarga kembali.
"Kami hanya mendapat belas kasihan dari orang lain,"tutur dia.
Tag
Berita Terkait
-
Rumah Anggotanya Bakal Disita dan Tak Ada Kejelasan Nasib, Pendorong Gerobak Malioboro Mengadu ke DPRD
-
Pendorong Gerobak Malioboro Kehilangan Kerja karena Relokasi, Pemkot Sampaikan ke Pemda
-
Kehilangan Mata Pencaharian Usai Relokasi, Pendorong Gerobak Malioboro Unjuk Rasa ke Sri Sultan HB X
-
Curhatan Kuat Si Pendorong Gerobak Malioboro yang Nasibnya Kini Tak Tentu Arah Jelang Relokasi PKL
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik